News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2014

Gerindra Khawatir Dana Saksi Jadi Celah Buat Penguasa Cari Duit

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Caleg DPR RI dari Partai Gerindra Aryo Djojohadikusumo berdiskusi dengan redaksi Tribunnews.com, Selasa (4/2/2014). Aryo juga mengikuti Livechat dengan pembaca Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM,  JAKARTA - Calon anggota DPR di Daerah Pemilihan DKI Jakarta III (Jakarta Utara, Jakarta Barat, Kep Seribu) dari Partai Gerindra, Aryo Djojohadikusumo mengkhawatirkan dana saksi dibiayai negara sebagai celah baru bagi penguasa untuk mencari dana buat Pemilu 2014.

"Kita khawatir bahwa penguasa itu lagi mencari celah-celah baru untuk mencari uang. Apabila tahun 2009, kita tahu semua bahwa ada Bank Century. Kan tahun ini tidak ada Bank Century," ungkap putra konglomerat Hasyim Dj dan keponakan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Suboyanto, saat berdiskusi dengan redaksi Tribunnews.com, Selasa (4/2/2014). Aryo juga mengikuti Livechat dengan pembaca Tribunnews.com.

Selain itu, Wakil Sekjen DPP Partai Gerindra ini tidak sepakat, bila APBN yang membiayai saksi Pemilu. Karena jika itu terjadi, maka artinya negara mengakui bahwa penyelenggara Pemilu tidak bisa dipercaya.

"Saya sangat amat tidak setuju dengan saksi dibayar pakai uang negara. Kenapa? Karena ini artinya negara mengakui penyelenggara itu tidak bisa dipercaya," kata dia.

Menurut dia, APBN membiayai saksi Pemilu 2014 adalah kekonyolan. Dan itu sama saja, negara mengakui penyelenggara Pemilu yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak bisa dipercaya.

"Konyol kan. Itu artinya negara katakan, saya setuju bahwa penyelenggara ini tidak bisa dipercaya sama sekali. Maka dia (negara) keluarkan duit untuk bayar saksi. Ini konyol dong," ujar dia.

Dijelaskan, harusnya penyelenggara Pemilu itu netral dan bisa dipercaya. Namun, lanjut dia, jika negara menyiapkan dana untuk membiayai saksi, itu adalah sesuatu yang tidak boleh terjadi. Dan jelas-jelas merupakan kekonyolan.

Lebih lanjut dia katakan, kalau penyelenggara Pemilu bisa dipercaya buat apa dana buat saksi ? Dia pun mengaku jauh lebih baik dan tak pelu menyiapkan 6.000 saksi di TPS saat Pileg nantinya. Seperti yang terjadi di negara-negara lain, misalnya Singapura.

"Kalau negara menyiapkan dana buat bayar saksi, konyol. Artinya negara mengakui bahwa KPU itu tidak bisa dipercaya dan bisa dibeli," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini