TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Sarifuddin Suding terlihat adu mulut dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyad Mbai. Hal itu terlihat saat Komisi III DPR melakukan rapat kerja dengan BNPT hari ini di Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/2/2014).
Dalam rapat tersebut Sudding menilai Ansyad lebih cocok menjadi pengamat ketimbang Kepala BNPT. "Tidak ada aksi dan kerja Tapi begitu ada aksi, lebih duluan tampil mengomentari. Jadi lebih pantas menjadi pengamat. Karena tidak jelas juga capaian BNPT," kata Sudding dengan nada tinggi.
Sudding lalu mengusulkan BNPT dibubarkan dan digabungkan dengan Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Ia pun mencontohkan pemberantasan terorisme di Poso yang tidak berjalan dengan baik.
"Sudah sekian tahun tidak berhenti-berhenti. Ini tidak dicari lagi penghentiannya. Sudahlah jadi pengamat saja," kata Politisi Hanura itu.
Sudding menilai teroris jaringan Poso dipelihara. Ia mengaitkan saat terjadi kenaikan BBM terjadi aksi terorisme di Poso. "Kalau ada kejadian, pasti meledak di Poso. Boleh jadi barang ini dipelihara untuk mengalihkan isu nasional. Kita usulkan ke pemerintah agar BNPT ini dibubarkan saja karena menghabiskan anggaran," tuturnya.
Mendengar pernyataan Sudding, Ansyad pun mengaku emosi. Sebab, Sudding mempertanyakan hal yang sama selama tiga tahun terakhir.
"Pertanyaan Pak Sudding berturut-turut sama sudah tiga tahun. Pernyataan emosional dibubarin suara teroris memang begitu. Saya pikir pernyataan itu tidak bisa. Kan bisa datang ke BNPT," kata Ansyad.
Ia pun menyarankan agar Sudding datang ke kantor BNPT sehingga dapat mengetahui kinerja institusi yang dipimpinnya. Ansyad juga mengatakan Sudding hanya bereaksi ketika ada peristiwa di Poso saja.
"Kalau penembakan terhadap polisi anda tidak bicara. BNPT ini kan inisiatif DPR Saya rasa tidak pantas ngomong di forum ini. Kalau soal kinerja yang baik-baik saja minta penjelasan. Antara BNPT dan densus itu satu. Mohon maaf jadi begini situasinya," kata Ansyad.
Ansyad menceritakan dahulu teroris ditangkap dalam operasi militer. Menurut Ansyad, anggota DPR juga berperan mencari solusi pemberantasan terorisme.
" Kalau ada bom bunuh diri jangan dicari bawah, tapi di atas. Bahwa itu orang yang tersesat pikirannya. Ini perlu kita bicarakan secara jujur. Ini urusan kita di sini. Orang yang tiap hari yang memompakan kebencian," katanya.