News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Singapura Protes KRI Usman Harun

Perdana Menteri Singapura Hapus SBY dari Daftar Teman Facebooknya

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keakraban Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan PM Singapura Lee Hsien Loong beberapa waktu lalu. Hubungan pribadi keduanya dikabarkan memburuk ditandai oleh Lee yang memblok akun Facebook Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam daftar pertemanan

KAMIS (13/2/2014) Berita Ini Kami Nyatakan Telah Diralat. Karena Berita Ini Terkonfirmasi Hoax

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketegangan antara Indonesia dan Singapura lantaran kontroversi penamaan KRI Usman-Harun mencapai puncaknya. Dilaporkan, ketegangan juga sudah menjalar hingga ketingkat pucuk pimpinan kedua negara.

Dilansir media Singapura, New Nation, PM Singapura, Lee Hsien Loong telah memblok akun Facebook Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari daftar teman. Selain menghapus SBY sebagai teman, Lee juga juga membersihkan dan menghapus tag-tag foto yang menunjukkan SBY di dalam koleksi albumnya.  

Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said merupakan dua prajurit Korps Komando Operasi (KKO) TNI AL, yang tewas setelah dihukum mati oleh pemerintah Singapura pada 17 Oktober 1968.

Keduanya tertangkap setelah melakukan pengeboman di MacDonald House di Orchard Road, Singapura, pada 10 Maret 1965 yang menewaskan tiga orang dan melukai 33 orang. Singapura menganggap Usman dan Harus sebagai teroris, adapun Indonesia menilai keduanya adalah pahlawan yang gugur usai menjalankan tugas.

Sikap Singapura dipandang berlebihan. Karena itu, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menolak hadir dalam acara Singapore Airshow yang berlangsung 11-16 Februari 2014. Alasannya ketidakhadirannya gara-gara militer Singapura membatalkan undangan terhadap 100 perwira TNI dalam acara tersebut.

Kepada wartawan Moeldoko mengatakan pembatalan undangan 100 perwiranya sebagai bentuk ketidakpuasan Singapura atas pemberian nama kapal tempur TNI Angkatan Laut KRI Usman Harun.

Panglima TNI pemberian nama kapal perang KRI Usman Harun merupakan urusan internal Negara Indonesia dan tidak ada maksud membuka luka lama.

"Ini persoalan internal kita. Nama itu ditentukan, ada tiga kapal Bung Tomo, Usman Harun, sekarang baru muncul persoalan. Padahal, tidak ada maksud Indonesoa untuk membuka luka lama," ujarnya.

Pembatalan undangan 100 anak buahnya dipandang Moeldoko sebagai hal biasa. Ia berharap masalah tersebut tidak berlanjut dengan hubungan baik antara Singapura dan Indonesia yang selama ini sudah terjalin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini