Laporan Wartawan Tribunnews.com Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Firasat yang memfaalkan Sersan Satu Imam Safei (48) meninggal dunia pada Rabu (5/3/2014), ternyata dirasakan oleh sejumlah kerabatnya.
Alief Nur Anggraeni (14), putri kedua Imam, mengaku berintuisi tidak mengenakkan sebelum ayahanda tewas mengenaskan akibat gudang senjata di Lantamal III, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta, meledak.
Alief menuturkan, dirinya memiliki perasaan lain dari biasanya saat belajar di sekolah, Rabu siang tadi. Hari ini, perasaannya untuk pulang ke rumah terasa menggebu.
"Sewaktu di sekolah, pengin memburu-buru pulang," kata Alief di rumah duka, Kavling Rawa Silam 1 RT 8 RW 6, Kaliabang Tengah, Kecamatan Bekasi Utara, Rabu (5/3/2014) malam.
Alief juga merasakan ada yang berbeda dari polah sang ayah, saat berangkat bekerja sebagai teknisi kapal perang, sekitar pukul 05.00 WIB pagi.
Sang ayah, di mata Alief, tampak terburu-buru untuk pergi bekerja. "Papa terakhir pesan, bilang jangan nakal, jangan nyakitin mama," ucapnya.
Firasat juga dirasakan oleh menantu Imam, Tri Wahyono (31).
Tri mengakui, wajah Imam selalu terbayang dalam benaknya setelah mertuanya itu berangkat bekerja dengan menggunakan sepeda motor. "Terbayang terus, seperti mau ada kejadian," ujar Tri.
Untuk diketahui, Bintara Sertu Imam Safei, meninggal dunia di tempat dinasnya, Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Pangkalan Utama TNI AL III, Pondok Dayung, Jakarta Utara, saat gudang amunisi meledak keras pada Rabu saing.
Sertu Imam Safei meninggal dunia dengan meninggalkan seorang istri, Sirum (44) dan tiga orang anak di antaranya, Syafii Yatiningrum (21) Alief Nur Anggraeni (14), Santang Suhartono (3), dan seorang cucu.