TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Ani Yudhoyono mengunjungi kompleks “Taman Pujaan Bangsa Magarana”, Kabupaten Tabanan Bali, Minggu (23/3/2014) sore.
Dalam kesempatan ini, SBY menyerukan agar semangat Nasionalisme dan patriotisme yang di zaman modern ini tidak diwujudkan dalam bentuk peperangan fisik melawan penjajah, namun diterapkan dalam konteks pembangunan nasional dan daerah.
Dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memajukan perekonomian, patriotisme dapat mewujud secara nyata.
Selain itu, kata SBY, semangat nasionalisme juga harus mendasari setiap upaya menjaga stabilitas wilayah, ketertiban, harmoni sosial, persatuan sosial, dan dunia kepariwisataan, yang semuanya bermuara pada tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Kita yang akan jadi pemimpin harus mengimplementasikan dan aktualisasikan nilai nasionalisme dan patriotisme, mulai dari mempertahankan keutuhan dan kedaulatan hingga upaya mencerdaskan bangsa, itulah yang jadi tantangan dan tugas kita” pesan Presiden dalam rilis yang diterima Tribunnews.com, Minggu (23/3/2014).
Dalam kesempatan ini, SBY juga mengikuti iringan prosesi “Mepeed” oleh 200 orang pembawa sesaji bergerak menuju Monumen nasional “Taman Pujaan Bangsa Magarana”. Parade tradisional ini biasa dilakukan setiap 6 bulan sekali. Selain juga setahun sekali, setiap tanggal 20 November untuk memperingati gugurnya pahlawan dalam perang puputan Margarane melawan kolonial Belanda sekitar 68 tahun yang lalu.
Rangkaian pembawa sesajen ini terdiri dari ratusan wanita setengah baya dan wanita muda, yang berjalan dari desa Penkraman Kelaci sekitar 1 kilometer jauhnya. Usai sesajen diletakkan, Kemudian Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono meletakkan karangan bunga di hadapan monumen nasional TPB Margarana.
Setelah sejenak memberi hormat, Presiden berjalan menuju makam I gusti Ngurah Rai dan pusara pahlawan kemerdekaan yang lain untuk menaburkan bunga.
Pesan di Prasasti
Di atas prasasti yang tersedia, Presiden SBY menuliskan pesannya yang berbunyi “Para sesepuh, melalui apa yang ada dalam prasasti ini para pahlawan dan pejuang kemerdekaan, jasa dan pengorbananmu tiada tara kami memberikan hormat yang setinggi tingginya".
Lahan dimana taman makam pahlawan “Taman Pujaan Bangsa Magarana” ini berdiri adalah bekas area pertempuran pasukan TNI dengan Tentara kolonial Belanda. Tepat diatas lahan seluas 9 Hektar ini darah para pahlawan tumpah untuk kemerdekaan Bangsa Indonesia yang terabadikan dalam 1372 buah pusara.
Adapaun makna nama “Margarana” adalah perang (Rana) di kawasan desa Marga. Taman makam pahlawan ini dikelola oleh yayasan Kebaktian Proklamasi yang didirikan oleh para pejuang kemerdekaan di Bali bersama dengan pemerintah Provinsi Bali pada tahun 1951. Hingga hari ini masih terdapat 6401 orang veteran pejuang kemerdekaan di Bali.
Andri Malau