TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menulis novel atau prosa atau karya fiksi lainnya membutuhkan ide segar baik mengenai alur cerita, tema utama bahkan teknis penulisannya.
Dalam prosesnya, akan timbul inspirasi baru yang kadang membunuh inspirasi lama atau inspirasi sebelumnya. Padahal sebenarnya inspirasi baru memiliki nilai yang sama dengan inspirasi sebelumnya yang terbunuh.
"Karenanya hal ini harus dihindari. Caranya inspirasi yang ada baiknya dicatat agar inspirasi baru yang ada tidak membunuh inspirasi sebelumnya," kata Syahmedi Dean, seorang penulis novel, saat menjadi pembicara dalam acara 'Ngobrol Seru Menulis Duet Bareng' di Kompas Gramedia Fair di Assembly Hall Jakarta Convention Center, Senayan, Rabu (2/4/2014) malam.
Menurut Dean yang merupakan mantan jurnalis ini, inspirasi yang muncul adalah mewakili waktu dan ruang serta kondisi yang terjadi saat itu.
Karenanya inspirasi lama masih memiliki nilai yang tetap sama sekalipun ada inspirasi baru yang berpotensi membunuhnya.
Sebab inspirasi lama itu menggambarkan waktu dan ruang yang ada saat itu.
"Jadi inspirasi lama, jangan pernah dianggap basi, walau ada inspirasi baru" kata penulis novel berjudul Petualangan Wartawan Geje, Jay & Wilow: Diktator Galau ini.
Dean menyebutkan pencatatan inspirasi yang muncul sangat penting untuk menggugah kembali hadirnya tulisan-tulisan menarik dengan cara bercerita.(bum)