TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak sembarangan pilot atau penerbang yang akan menerbangkan pesawat kepresidenan RI, Boeing Business-Jet 2 seri 737-800NG.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Hadi Tjahyanto mengatakan, kriteria yang harus dipenuhi agar bisa menjadi pilot pesawat kepresidenan, yakni pengalaman menerbangkan pesawat jenis Boeing dengan jam terbang di atas 1.000 jam, sehat rohani dan jasmani serta lulus tes psikologi.
"Tentu psikologi seorang penerbang pesawat kepresidenan harus bagus, karena menyangkut keamanan orang penting negara," ujar Hadi kepada Tribun.
Menurutnya, dari hasil seleksi TNI AU, maka ada empat pilot utama yang mendapatkan kesempatan untuk menerbangkan pesawat kepresidenan. Mereka adalah Letkol Penerbang Firman Wirayuda, Letkol Penerbang Ali Gusman, Mayor Noto dan Kapten Irwanda.
Keempat pilot itu pun telah mendapatkan pelatihan selama 42 hari dari pihak Boeing di Amerika Serikat tentang operasional seluruh komponen dan sistem yang ada di dalam Boeing Business-Jet 2 seri 737-800NG.
Letkol Penerbang Firman Wirayuda merupakan alumni AAU 1995 yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Pembinaan Latihan Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma dan Kepala Skadron Udara VIP 17.
Dan Letkol Penerbang Ali Gusman kini duduk sebagai Kepala Skadron Udara VIP 17 yan bermarkas di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, satuan yang memiliki tugas untuk melakukan penerbangan VIP.