TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Subarkah (40), orang tua Anggi (12), pusing tujuh keliling. Penyebabnya: ujian Sekolah Dasar (SD) di DKI Jakarta terancam molor lantaran naskah yang akan diujikan belum dicetak.
Ujian SD di DKI sesuai jadwal akan berlangsung 19, 20, dan 21 Mei. Tapi karena sampai kini Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta belum menggelar lelang pencetakan soal, pelaksanaan ujian dikhawatirkan akan mundur sampai waktu yang tak diketahui.
Padahal menurut aturan, 40 hari sebelum hari pelaksanakan ujian, lelang pencetakan soal ujian harus sudah dilakukan. Menurut aturan, para 9 April lalu proses lelang pencetakan soal ujian SD sudah dilakukan.
Hal inilah yang membuat Subarkah uring-uringan. Pasalnya, kata dia, dirinya sudah mengambil cuti di pada akhir Juni. Rencananya cuti itu untuk menemani anaknya jalan-jalan ke Bali usai mengikuti ujian SD. Bahkan tiket penerbangan ke Bali juga sudah dipesan. "Wah, jadi berantakan kalau begini, dan ternyata ujian memang molor jadwalnya" ucap Subarkah kepada Warta Kota, semalam.
Bukan cuma itu, Subarkah tambah kesal karena jadwal belajar anaknya secara otomatis juga akan diperpanjang lagi. "Seharusnya anak saya sudah istirahat. Karena persoalan ini tentu saja anak saya harus belajar terus sampai ujian dimulai," katanya.
Subarkah mengaku kasihan pada anaknya. "Akibat ketidakberesan urusan soal ujian SD anak saya jadi korban," katanya.
Elly Mardiana (38), orangtua siswa SD lainya, langsung naik darah begitu mendengar informasi kemungkinan ujian SD di Jakarta tahun ini mundur. Anak Elly, Aska Sabilla (12) kini belajar di SDN 04 Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
"Bagaimana sih orang Dinas Pendidikan Jakarta ini cara kerjanya. Ini kan pekerjaan setiap tahun mereka. Yang seperti ini saja bisa sampai terlewat. Kebanyakan korupsi sih," kata Elly kepada Warta Kota, ketika dihubungi, Rabu (16/4) petang.
Sama seperti Subarkah, Elly juga mengaku kasihan melihat anaknya yang terlalu lama mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian. Setiap hari, Aska, anak Elly, selalu pulang malam karena ikut bimbingan belajar (bimbel) mulai pukul 15.00 sampai pukul 18.00.
Penanggung Jawab Bimbel Nurul Fikri Cabang Palmerah, Roni mengatakan, paket ujian SD di Nurul Fikri seharusnya sudah berakhir tanggal 17 Mei atau tiga hari menjelang ujian berlangsung. Tapi begitu ujian diputuskan mundur, imbasnya orangtua siswa kembali meminta bimbel dilanjutkan sampai ke tanggal terdekat sebelum UN.
"Kejadian seperti ini baru pertama kali terjadi. Jadi, modul yang kami siapkan pun hanya sampai tanggal 17 Mei," ujar Roni kepada Warta Kota, ketika dihubungi, semalam.(Warta Kota Cetak)