TRIBUNNEWS, PALMERAH -- Perseteruan antara Presiden kelima Indonesia Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), masih berlarut-larut. Sejak pecah kongsi di pemerintahan, lalu bersaing di Pemilu Presiden 2004, keduanya tampak tidak pernah akrab.
Sekadar bertemu dan menjalin komunikasi pun sangat sulit. Kalaupun bertemu, itu pun dilakukan dalam suasana 'terpaksa'. Menurut informasi, selama 10 tahun terakhir atau selama SBY menjadi presiden, keduanya hanya tujuh kali bersalaman.
Salaman pertama kalinya terjadi pada 30 Mei 2009 dalam acara pengambilan nomor urut Pilpres di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dalam kesempatan ini, SBY-Mega dua kali saling berjabat tangan.
Pertama, jabat tangan ketika Mega baru tiba di ruang sidang utama gedung KPU. SBY yang tengah duduk langsung berdiri, meninggalkan mendekati Mega dan mengulurkan tangannya. Jabat tangan kedua terjadi setelah penyerahan berita acara penetapan calon dan nomor urut Pilpres.
Usai menunjukkan nomor urut, Mega berjalan menuju meja yang disediakan KPU. Sebelum sampai ke meja yang dituju, Mega menghampiri SBY yang mendapat nomor urut dua. Mega pun mengulurkan tangan dan menjabat tangan SBY tanpa mengucapkan satu patah kata pun.
Terkesan dingin
Dua kali jabat tangan Mega-SBY itu berlangsung sangat singkat dan terkesan dingin. Tak ada kontak mata maupun kata-kata yang keluar dari Mega maupun SBY.
Masih dalam rangkaian Pilpres 2009, SBY dan Mega ditakdirkan bertemu lagi dalam debat capres yang digelar KPU. Sebelum acara dimulai pada pertengahan Juni 2009, keduanya berjabat tangan sebelum saling berdebat di depan pemirsa televisi. Sayangnya, peristiwa salaman keduanya tidak terekam oleh siaran langsung televisi lantaran terjadi saat SBY-Mega baru tiba dan bertemu di ruang debat.
Baca berita selengkapnya di Harian Warta Kota, edisi 29 April 2014