News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Century

Perdebatan Sengit Sri Mulyani dengan Jaksa KPK Soal Krisis 2008

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Managing Director Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati bersaksi dalam sidang mantan Deputi Bidang IV Pengelolaan Devisa Bank Indonesia Budi Mulya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Jumat (2/5/2014). Budi didakwa karena diduga terlibat kasus korupsi pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) pada Bank Century dan penetapan Century sebagai bank gagal berdampak sistemik. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani kerap berseteru sengit dengan Jaksa KPK, dalam mempertahankan keterangannya ketika bersaksi untuk terdakwa Budi Mulya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jumat (2/5/2014). Bahkan tidak jarang, antara Sri Mulyani dengan Jaksa KPK, terjadi perdebatan.

Satu di antara perdebatan itu, ketika Ketua Tim Jaksa KMS Roni kembali bertanya mengenai krisis ekonom global di tahun 2008, yang juga berimbas ke Indonesia. Padahal di awal persidangan, mantan Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) itu sudah menjelaskan panjang lebar soal potensi terjadinya krisis keuangan di Indonesia.

"Bapak Jaksa ini, apa saya harus ulang lagi? Krisis dari rusaknya perbankan belum terjadi. Saya cegah karena tanda-tanda menuju ke situ sudah semakin nyata," kata Sri Mulyani.

Mendengar itu, Roni langsung mempertanyakan alasan Gubernur BI Boediono ketika itu yang memberikan pernyataan kondisi perbankan Indonesia sehat. Padahal nyatanya bertolak belakang, dengan potensi yang dipaparkan Sri Mulyani.

"Bisa kontradiksi seperti itu, bagaiamana itu?" Kata Roni.

Sri Mulyani menjelaskan yang dilakukan Boediono adalah untuk menjaga ketenangan dalam masyarakat. Menurutnya, jika diungkap kondisi sebenarnya saat itu, maka akan semakin terjadi kerusuhan.

"Lalu, masyarakat resah nggak?" tanya Jaksa Roni.

Menurut Sri, di tahun 2009, masyarakat akhirnya tenang karena tahu Bank Century sudah diambil alih LPS. Bahkan, antrian nasabah yang akan menarik uangnya di Kantor Cabang Bank Century Surabaya dan Medan mulai berkurang.

Namun kondisi tersebut justru dipertanyakan Jaksa Roni. Karena faktanya uang yang ditanam di Bank Century itu merupakan milik negara.

"Kalau ketenangan masyarakat nilainya berapa kira-kira?" tanya balik Sri Mulyani ke Jaksa Roni.

"Oh tidak bisa diukur," jawab Roni.

"Bisa dong pak," kata Sri Mulyani.

"Dari mana bisa diukurnya?" tanya balik Roni.

Menurut Sri Mulyani, saat itu ada Rp 1.700 triliun uang rakyat di seluruh bank. Lalu ada juga 82 juta akun rekening. Menurutnya angka-angka itulah yang dijaga agar tak terjadi kepanikan.

"Itulah nilai keamanannya. Makanya mudarat paling kecil saya ambil tapi saya tahu manfaat besar terhadap Indonesia dan itu terbukti," kata Sri Mulyani.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini