Laporan Wartawan Tribunnews, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Forum Perguruan Tinggi Aktivis 98 mendesak pemerintah segera menuntaskan tragedi kerusuhan yang terjadi sekitar 12 Mei 1998.
Juru Bicara Forum Perguruan Tinggi Aktivis 98, Taufan Hunneman, dalam rilisnya mengatakan penuntasan aktor di balik kerusuhan tersebut sebelum pelaksaan Pemilu 2014 berakhir.
Pasalnya, kata dia, tragedi yang disebut sebagai Peringatan 1221 itu, dinilai seharusnya dapat menjadi sebuah tonggak evaluasi, bahwa sampai saat ini agenda-agenda reformasi yang selama ini digelorakan, tidak pernah berjalan atau dilaksanakan secara ideal, apalagi sampai dipenuhi.
"Pada hari ini kekuatan Orba (Orde Baru) justru menjadi kekuatan riil atau nyata yang memanfaatkan jargon demokrasi sebagai alat untuk mencapai kekuasaan," kataTaufan, Jakarta Pusat, Senin (12/5/2014).
Taufan mengkritik pencapresan Prabowo Subianto yang dicalonkan Partai Gerindra. Menurutnya, Prabowo harus bertanggung jawab atas kasus yang menghilangkan 13 aktivis. "Harus bertanggung jawab. Tak cukup jika hanya diberhentikan, dia harus diklarifikasi juga di pengadilan," kata dia.
Taufan menyesalkan kerusuhan Mei 1998 saat ini seolah menjadi sebuah sejarah kelam dan hanya sekedar diperingati sebab aktor intelektual di balik kasus itu belum juga terungkap.
Padahal, tegas Taufan, tiga rangkaian peristiwa jelang tumbangnya Presiden RI Soeharto saat itu, adalah kisah sejarah yang wajib segera dituntaskan, untuk kepentingan generasi di masa depan.
Taufan berharap, pemerintah tidak berupaya untuk melupakan atau justru menghilangkan peristiwa itu dari ingatan masyarakat. "Janganlah berharap kasus itu akan berakhir hanya karena didiamkan, karena upaya itu tidak akan berhasil," tukasnya.
Untuk diketahui, tragedi berdarah Trisakti yang terjadi pada 12 Mei 1998 lalu itu, telah menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti. Empat mahasiswa yang tewas itu yakni Elang Mulia Lesmana (Fakultas Arsitektur, angkatan 1996), kemudian Heri Hertanto (Fakultas Teknik Industri, angkatan 95), lalu Hendriawan Sie (Fakultas Ekonomi, angkatan 96), dan terakhir Hafidin Royan (Fakultas Teknik Sipil, angkatan 95)