TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Awal bulan ini, rombongan Mahkamah Agung (MA) yang dipimpin ketuanya, Hatta Ali, diberitakan menggunakan pesawat jet ke Wakatobi, Sulawesi Tenggara, untuk pembinaan hakim-hakim di daerah-daerah.
Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat MA, Ridwan Mansyur, mengatakan pemilihan moda transportasi yang sangat mahal itu karena pertimbangan efisiensi.
"Terutama penghematan. Kedua memang pimpinan punya anggaran operasional mereka. Biaya operasional itu mereka gunakan untuk kegiatan-kegiatan operasional," ujar Ridwan saat ditemui di Hotel Red Top, Jakarta, Kamis (22/5/2014).
Ridwan melanjutkan, ini adalah pembinaan ke-17 yang mereka lakukan dan harus sampai ke daerah-daerah terpencil dan yang pengadilannya baru terbentuk.
"Pimpinan sangat sibuk, bagaimana mencari alternatif dimana pesawat reguler itu sangat terbatas, sehingga digunakan lah pesawat dengan biaya operasional itu. Misalnya ketua MA diambil berapa juta, dua wakil itu berapa," lanjut dia.
Mantan Ketua Pengadilan Negeri Palembang itu menambahkan ini adalah kali pertama MA menggunakan jet untuk pembinaan. Dia juga membantah kalau pimpinan MA terkesan menghambur-hamburkan uang dengan menyewa pesawat jet.
"Ini yang pertama untuk pembinaan. Saya kira kalaupun ada masalah akan diaudit oleh internal. Bisa dipertanggung jawabkan dengan operasional pimpinan," kata dia.
Ketika ditanya apakah para istri pimpinan MA ikut dalam rombongan tersebut, Ridwan membenarkannya.
"Sebagian beda pesawat, yang ikut (jet) Ibu Ketua dan Ibu wakil ketua yang memang diatur dalam ketentuan operasional. Yang lain beda pesawat, ada yang naik kapal," tukas Ketua Pengadilan Negeri Batam itu.