Alissa mempersilahkan para Gusdurian untuk bebas memilih pasangan nomor 1 atau nomor 2.
Jakarta - Melalui akun twitternya, putri Almarhum Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Alissa Wahid mengeluhkan politisasi yang menggunakan sosok ayahnya dalam persaingan pemilu presiden yang dilakukan oleh pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
"Mengaku2 kelp gusdurian cuma di momen2 politik itu mengerikan. Mewakili brp orang? Kerjanyata-nya mana? Tidak GusDur banget," kicau Alissa melalui akun twitternya, @AlisaWahid, Jumat 27 Juni 2014.
Alissa mengatakan, kelompok GusDurian yang tersebar di hampir seratus kota di Indonesia tidak akan berpolitik praktis.
"Jadi kalau sekarang ada yg mengklaim Gusdurian memakai logo JGD, mendukung capres no.1; ITU BOHONG BESAR. Asal klaim," tegasnya.
Alissa mempersilahkan para Gusdurian untuk bebas memilih pasangan nomor 1 atau nomor 2. Menurut dia, itu adalah hak setiap gusdurian yang juga berstatus warga negara Indonesia.
"Memakai nama Gusdurian & logo JGD utk dukung2, itu menabrak hak legal & etis," tambahnya.
Kicauan Alissa ditanggapi oleh pemilik akun @zaim_moehammad dengan mengunggah foto sebuah spanduk Prabowo-Hatta yang menggunakan gambar Gus Dur. Menurut dia, spanduk itu ditemukan di Gresik, Jawa Timur.
Spanduk yang menggunakan gambar garuda merah dan foto Gus Dur di sisi kiri, serta foto Prabowo-Hatta di sisi kanannya itu bertuliskan, "Gusdurian Siap Memilih Prabowo-Hatta, Jangan Lupa Coblos No.1 Tgl. 9 Juli 2014. Untuk Menuju Indonesia Lebih Bermartabat."
"Diturunkan saja, mas. Itu mencatut," jawab Alissa.
"Semoga tanggal 9 Juli segera tiba. Kita segera bisa melihat wajah2 nyata, bukan topeng2 penuh tipudaya," tambahnya.
Sementara putri Gus Dur lainya Yenny Wahid menyatakan, kalau kubu Prabowo-Hatta mengklaim paling didukung GusDurian, sebaiknya kubu Jokowi-Jusuf Kalla menampilkan gambar Jokowi yang dianugerahi kopiah legendaris Gus Dur oleh Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid. “Klaim Prabowo harus dibantah dengan menampilkan Jokowi diberi kopiah Gus Dur oleh Ibu,” kata Yenny kepada wartawan Senin, 29 Juni 2014.
Gambar Jokowi memakai kopiah Gus Dur itu, saran Yenny disebar ke kantong NU di berbagai daerah. “Keluarga Ciganjur dan GusDurian tetap netral, jadi klaim-klaim seperti itu tidak benar. Caranya ya dilawan dengan klaim juga,” ujar Yenny. Kopiah Gus Dur diberikan Sinta Nuriyah Wahid dalam acara ulang tahun Wahid Institute, 26 September 2013.
Klaim GusDurian mendukung Prabowo Hatta juga muncul di Jawa Barat. Komunitas Gusdurian dan Forum Santri Gusdur Jawa Barat mendeklarasikan diri mendukung pasangan Prabowo Hatta. Deklarasi sendiri dilakukan di Gor Citra Arena, Jalan Cikutra, Kota Bandung, Sabtu 28 Juni 2014.
Selain dua organisasi tersebut beberapa organisasi menyatakan dukungannya terhadap Prabowo-Hatta. Seperti Forum Kerukunan Antar Umat Beragama, Majelis Dzikir SBY Nurussalam, Bobotoh Persib Bomber, Pagar Nusa NU Jawa Barat dan Gabungan Inisiatif Barisan Anak Siliwangi (Gibas).
Wawan Gunawan, Koordinator Jaringan GusDurian Jawa Barat & Koordinator JAKATARUB (Jaringan Kerja Antar Umat Beragama) membantah Jaringan GusDurian Jawa Barat mendukung Prabowo-Hatta. “Gusduruian Jawa Barat tidak mendukung capres dan cawapres tertentu. Kami menyayangkan pencatutan nama Gus Dur untuk semata kepentingan politik,” kata Wawan dalam rilisnya, 29 Juni 2014.
“Kami sangat menyesalkan eksploitasi nama Gus Dur oleh Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, yang sama sekali tidak memiliki pemikiran dan sikap sebagaimana yang diajarkan Gus Dur. Kami mempertanyakan klaim Ahmad Heryawan atas dukungan dari Komunitas Gusdurian. Hal ini mengingat selama masa jabatannya Ahmad Heryawan membiarkan sejumlah kasus intoleransi agama terjadi di Jabar. Malah, salah satu kebijakan diskriminatif yang telah dikeluarkan oleh Aher adalah peraturan gubernur mengenai pelarangan Ahmadiyah, yang di banyak tempat di Jawa Barat menjadi pemicu konflik dan alasan penyerangan terhadap kelompok Ahmadiyah,” ujar Wawan. (skj) (Advertorial)