Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat Patutie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Moeldoko merasa yakin sebagian masyarakat Indonesia mudah terpengaruh ketika menerima informasi yang tidak jelas sehingga terbawa dalam aliran gerakan radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS.
"Saya yakin sepenuhnya bahwa ada teman-teman kita yang ikut-ikutan yang terjerumus karena pengetahuan itu sendiri yang tidak dimiliki dengan baik," ujar Moeldoko kepada wartawan di Jalan Leuwinanggung nomor 14 Tapos, Depok, Sabtu (9/8/2014) siang.
Menyikapi munculnya fenomena yang meresahkan masyarakat itu pihaknya akan melakukan pembinaan menyosialisasikan ke sekolah-sekolah serta mendatangi pondok-pondok pesantren untuk memberikan penjelasan kepada para santri-santri. Tindakan itu dinilainya secara preventif lebih baik dari pada melakukan tindakan represif.
"TNI harus melakukan pembinaan, untuk itu TNI akan melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah. Saya akan masuk ke pesantren memberikan penjelasan-penjelasan," kata Moeldoko.
Moeldoko menuturkan pihaknya sudah mendapat izin dari Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan.
"Saya sudah meminta izin kepada Kementerian Pendidikan, (sudah) di izinkan," ucapnya.
Moeldoko menegaskan langkah itu diambil agar gerakan ISIS tidak berkembang di Indonesia, karena tidak sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia.
"ISIS tidak boleh berkembang di Indonesia, kita harus menolak, karena tidak sesuai dengan falsafah kita," katanya.
ISIS merupakan kelompok radikal bersenjata mengklaim dirinya sebagai pejuang Islam. Mereka berencana memperluas daerah kekuasaannya di wilayah Afrika Utara hingga Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia.
Beberapa tokoh Indonesia telah menyatakan agar waspada terhadap ISIS. ISIS dianggap bertentangan dengan ajaran Islam.