News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Calon Presiden 2014

Pakar Komunikasi UI: Rakyat Lelah Dengan Ketidaklegowoan Prabowo

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Koalisi Merah Putih yang diwakili antara lain oleh Fahri Hamzah, Fadli Zon, Tantowi Yahya, Idrus Marham, Taufik Ridho, Taufik Kurniawan, dan M Romahurmuziy (kiri ke kanan) menggelar jumpa pers menyikapi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak seluruh gugatan pasangan Prabowo-Hatta dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden, di Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2014). Koalisi Merah Putih menyatakan mengakui keputusan MK tersebut, namun menganggap MK tidak mengindahkan pembuktian secara mendalam. Koalisi juga menegaskan akan mengawal pemerintahan dengan menjadi kekuatan penyeimbang. Warta Kota/Henry Lopulalan

Laporan Andri Malau

TRIBUNNEWS.COM - Pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi menilai keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi dasar legitimasi yang kuat bagi kemenangan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) di Pilpres 2014.

Hal itu berarti, tuduhan pihak koalisi Merah Putih kalau Pilpres 2014 dilangsungkan dengan kecurangan yang terstruktur, masif, dan sistematis tidak terbukti.

Karena itu, menurut dia, putusan MK hendaknya dimaknai sebagai akhir perjuangan dari Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam menggugat Pilpres.

"Rakyat sudah lelah melihat ketidaklegowoan dari Prabowo-Hatta, sepertinya kejelekan menjadi milik MK, KPU, Jokowi-JK, Bawaslu bahkan semua pihak yang dituduhkan tidak ada benarnya sama sekali. Melihat elit-elit koalisi Merah Putih seperti Tantowi Yahya, Fahri Hamzah, Ali Mochtar Ngabalin, Idrus Marham, dan Fadli Zon misalnya, publik menjadi antipati terhadap statement-statement yang dikeluarkannya," tandas Ari Junaedi, saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Jakarta, Jumat (22/8/2014).

Bahkan, menurut pengajar Program Pascasarjana UI dan Universitas Diponegoro (Undip) ini, keputusan MK menjadi refleksi dari kemenangan rakyat mayoritas yang menghendaki perubahan.

"Rakyat sepertinya mendapat legitimasi dari MK kalau kemenangan Jokowi-JK memang tidak terbantahkan," ujar Ari Junaedi.

Selain itu menurutnya, putusan MK ini juga mengakhiri kebimbangan dan kegalauan rakyat dalam memastikan presiden baru pengganti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Jokowi - JK adalah Presiden atau Wakil Presiden yang baru. Hendaknya Prabowo dan Hatta Rajasa bisa menyadari kalau rakyat lebih banyak mengharapkan Jokowi-JK sebagai nakhoda baru Indonesia," tutur Ari Junaedi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini