TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Bendahara Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo menilai sikap PDI Perjuangan tidak konsisten yang mendesak pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Menurutnya sikap PDI Perjuangan yang dulu menolak kenaikan harga BBM tak ubahnya hanya sebuah pencitraan untuk mendapatkan simpati rakyat.
"PDIP memaksa presiden sekarang menaikkan harga BBM artinya tidak konsisten. PDIP jadikan rakyat komoditi dan tunggangan untuk pencitraan memuluskan kekuasaan yang mereka raih sekarang," kata Bambang di gedung DPR, Jakarta, Kamis (28/8/2014).
Anggota Komisi III DPR RI itu menuturkan, PDI Perjuangan menjadi pemenang Pemilu karena berhasil memainkan isu kenaikan harga BBM. Dahulu PDI Perjuangan saat pemerintahan SBY ingin menaikkan harga BBM namun partai berlambang banteng itu menyatakan pro-rakyat bersikap menolak.
Pria yang akrab disapa Bamsoet itu ingat bagaimana Golkar pada 2012 juga turut menolak kenaikan harga BBM dan ketika itu tren partai berlambang pohon beringin itu naik.
"Kemudian Golkar pada tahun 2013 karena keputusan Ketua Umum mendukung kenaikan harga BBM, di situ Golkar jatuh," tuturnya.