News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembatasan BBM Bersubsidi

Tim Jokowi-JK Siapkan 'Bantalan Sosial' Jika Harga BBM Dinaikkan

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prisiden terpilih Jokowi dan wakilnya Jusuf Kalla sebelum pertemuan di rumah transisi, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2014). Presiden dan wakilnya bertemu dengan fraksi koalisi untuk membahas APBN 2015. (Warta Kota/Henry Lopulalan)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Transisi Jokowi-JK mengakui kenaikan harga BBM bersubsidi sulit dihindari jika ingin menekan defisit anggaran dan mencari ruang fiskal agar bisa memasukkan program kerja pemerintahan Jokowi-JK ke dalam APBN 2015.

Selain membuat simulasi kenaikan harga BBM serta dampaknya, tim tersebut juga sudah menyiapkan sejumlah program untuk pemerintahan Jokowi-JK atas pengurangan anggaran BBM bersubsidi tersebut.

Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Andi Widjajanto, menyebut program-program tersebut sebagai bantalan sosial. "Kenaikan BBM itu secara ekonomi makro adalah keniscayaan. Hanya saja sekarang kami tidak ingin sekadar menaikkan, tetapi menaikkan harga BBM itu misalnya ada bantalan sosial dan ruang fiskal muncul nantinya bisa dipergunakan untuk program-program nyata bagi masyarakat," ujar Andi di Kantor Transisi Jokowi-JK, Jakarta, Kamis (28/8/2014).

Andi mencontohkan, program yang menjadi bantalan sosial atas kenaikan harga BBM bersubsidi, seperti revitalisasi pasar tradisional, pembangun puskesmas dan penyedian dokter. "Jadi, ada treatment langsung dan nyata bisa dinikmati masyarakat dari proses kenaikan harga BBM ini. Jadi, ini bukan sekadar masalah menaikkan berapa rupiah. Tetapi, bagaimana yang terkena dampak negatif dari kenaikan harga BBM itu bisa langsung disiapkan bantalan soaialnya. Tapi, yang paling penting adalah penyaluran ruang fiskal yang muncul untuk program-program nyata bagi masyarakat," kata dia.

Menurut Andi, program kerja Jokowi-JK ini dibuat berdasarkan ideologi Trisakti Pancasila dan sembilan program prioritas Jokowi-JK atau Nawa Cita, di mana tujuannya seutuhnya untuk rakyat. Ia tak sependapat jika bantalan sosial atas kenaikan harga BBM pihaknya ini dinilai sama dengan apa yang pernah dilakukan oleh pemerintahan SBY-Boediono sebelumnya.

"Nawa Cita itu yang memandu kami untuk bilang, 'Oh, yang diinginkan Jokowi adalah pembangunan dari pinggirian yang berarti desa, yang diinginkan Jokowi adalah kualitas kesehatan dan revalitasisasi pasar tradisional," ujarnya.

Andi menambahkan, simulasi serta program sebagai bantalan sosial atas kenaikan harga BBM ini akan dibicarakan dahulu dengan Jokowi-JK dan parpol pengusung.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini