News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Buku Pintar Keamanan dan Kedaulatan Laut Diluncurkan

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kalakhar Bakorkamla Laksdya Desi Albert Mamahit menyerahkan secara simbolis buku Geopolitik dan Geostrategi Keamanan dan Kedaulatan Laut karya Dicky R Munaf dan Laksda TNI Sutanto kepada wartawan dalam focus group discussion Penjaga Poros Maritim Dengan Sistem Deteksi Dini dengan moderator Konsultan Komunikasi Bakorkamla AM Putut Prabantoro di Batam, Rabu (10/9/2014).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Buku pintar keamanan dan kedaulatan laut Indonesia diluncurkan. Karya berjudul “Geopolitik dan Geostrategi Keamanan dan Kedaultan Laut” diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama dan ditulis oleh Dicky R. Munaf Ph.D, Sekretaris Lakhar Bakorkamla RI serta Laksda TNI Susanto, Dosen di Lemhanas.
 
Peluncuran buku dilakukan secara sederhana di hadapan peserta Focus Group Discussion (FGD) “Penjaga Poros Maritim dengan Sistem Deteksi Dini: Bakamla 2014-2018 Melalui Amandemen UU Nomor 6 Tahun 1996 Tentang Perairan dan Bakamla 2019-dst Melalui RUU Kelautan," di Hotel Harmoni, Batam, Rabu (10/9/2014).

Secara simbolis, Dicky R Munaf menyerahkan buku tersebut kepada Kalakhar Bakorkamla RI, Laksdya TNI Desi Albert Mamahit, yang kemudian mengestafetkannya kepada para wartawan yang diwakili Fadli dari The Jakarta Post. Penyerahan disaksikan moderator FGD, AM Putut Prabantoro, konsultan komunikasi Bakorkamla RI.
 
Dalam penjelasannya, Dicky R Munaf mengatakan, letak wilayah yang sangat strategis, ancaman dunia terhadap keamanan dan kedaulatan laut Indonesia sangatlah nyata. Karenanya sistem deteksi dini (SDD - early warning system) atas laut merupakan keharusan yang wajib dilakukan Pemerintah Indonesia.
 
Doktor (PhD) Mekanika Teoritis lulusan University of Pitsburgh, USA, menjelaskan lebih lanjut SDD akan memberi deterrence effect (efek jera) bagi pihak lawan serta menciptakan efektivitas dan efisiensi kegiatan keamanan dan keselamatan di laut. Terciptanya keamanan dan keselamatan di laut tak bisa lepas dari terbangunnya kedaulatan negara di wilayah perairan Indonesia.
 
Buku ini menjelaskan tentang dinamika mensinergikan 12 stakeholders atau pemangku kepentingan yang mempunyai tugas di bidang keamanan dan keselamatan laut sesuai dengan amanat Perpres No. 81 Tahun 2005 tentang Pembentukan Bakorkamla.

Proses mensinergikan ini menggiring penulis untuk berkreasi menemukan metode-metode baru dalam pelaksanaan menjaga lautan Nusantara antara lain dimulainya era pengawasan perairan Indonesia dengan teknik informasi dan komunikasi khususnya dalam hal penggunaan Satelit dan RADAR pantai serta AIS (Automatic Identification System) serta modus operasi baru yang bersifat “one for all” guna mencapai langkah kerja yang lebih efektif dan efisien.

Diharapkan buku ini dapat berguna bagi para akademisi untuk menemukenali Samudera Sains, Teknologi dan Kemanusiaan dalam pengelolaan Keamanan dan Keselamatan Perairan Indonesia serta bagi praktisi guna lebih berperan aktif dalam upaya mensinergikan kapasitas dan kapabilitas dalam instansi pemerintah yang menangani keamanan dan keselamatan laut.
 
Dua Pesan Penting

Terkait dengan penerbitan buku ini, ada dua pesan penting yang diletakkan di sampul belakang bagian luar yang berasal dari alinea keempat Pembukaan UUD 1945 dan tulisan Presiden Soekarno yang termuat dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi.
 
“ ....... Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan Kemerdekaan, Perdamaian Abadi dan Keadilan Sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia .....” (Alinea keempat Pembukaan UUD 1945)

Benar, siapakah orang Indonesia yang tidak hidup semangatnya, kalau mendengar kebesaran Melayu dan Sriwijaya, kebesaran Mataram, kebesaran Jaman Sindok dan Erlangga dan Kediri dan Singasari dan Majapahit dan Pajajaran, - kebesaran Bintara, kebesaran Banten, kebesaran jaman Sultan Agung?
 
Siapakah orang Indonesia yang hatinya tidak memukul-mukul dan berdebar-debar kalau ia mendengarkan riwayat, bahwa benderanya di zaman bahari dijumpai dan dihormati orang sampai ke Madagaskar, ke Iran dan Tiongkok?
 
Tetapi cukupkah kita hanya mencintai kebesaran kuno itu saja, hanya kagum kepada kebesaran purbakala itu saja, zonder mengindahkan hukum dinamikanya masyarakat, yang selalu berubah, selalu berevolusi ? (Soekarno - Di Bawah Bendera Revolusi (jilid satu, cetakan keempat, halaman 621, 1965)
 
Tentang Penulis

Dicky R Munaf Ph.D. Pria kelahiran Bandung tahun 1961 adalah Ketua Kelompok Keahlian Ilmu Kemanusiaan FSRD-ITB sejak November 2013 dan Sekretaris Lakhar Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla RI) sejak direvitalisasi pada Desember 2006.

Ia adalah Doktor (PhD) Mekanika Teoritis lulusan University of Pitsburgh, USA pada 1990 dan Master of Science in Civil Engineering, Carnegie Mellon University Tahun 1987. Pada Juni 1996 pernah menjadi Sekretaris Komite Internasional ACI-125 (American Concrete Institute) untuk Pengembangan Infrastruktur Ekstraterrestial dan Ruang Angkasa (Bulan & Mars) bersama Professor Woo dari Northwestern University, USA.
 
Sebelum bergabung dengan Bakorkamla RI, Insinyur Teknik Sipil dan Magister Sains dari ITB ini pernah menjabat beberapa posisi antara lain sebagai Kepala Laboratorium Struktur dan Bahan ITB, Deputi Menristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakat Iptek, Tenaga Ahli Gubernur Lemhanas Bidang Kajian Strategis dan Direktur Evaluasi Pendidikan Lemhanas.
 
Dosen ITB sejak tahun 1984 ini juga tercatat sebagai Finalis ASEAN Outstanding Scientist Award, Wibawa Seroja Nugraha (Lulusan Terbaik Lemhanas KRA 32), Habibie Award Bidang Rekayasa, Satya Lencana Wira Karya, Satya Lencana Pembangunan, Dosen Teladan Ke-1 Tingkat Nasional dan Dosen Teladan Ke-1 ITB.
 
Selama ini, suami dari Ir. Chandrakesuma dan ayah dari 2 (dua) putri juga memiliki 5 (lima) buah patent terkait industri konstruksi, serta telah mempublikasikan hampir 300 makalah sejak tahun 1987 di journal internasional, jurnal nasional, seminar internasional dan nasional. Ia juga memilliki Sertifikat Pendidikan 101 1049 100 20 di Bidang Ketahanan Nasional.
 
Laksda TNI Susanto. Pria kelahiran Yogyakarta tahun 1957 ini selama 31 tahun berkarir di TNI-AL. Pada saat ini, Susanto ditugaskan sebagai Tenaga Pengajar Bidang Pertahanan dan Keamanan di Lemhannas RI. Jenjang pendidikan yang telah dilewatinya adalah AKABRI   tahun 1981, Selapa-III, Sesko TNI AU, Lemhanas RI PPSA-XVII/2011.
 
Sebelum bertugas di Lemhanas RI, ia menjabat sebagai Kepala Pusat  Koordinasi Operasi Kamla Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla RI).  Jabatan yang diemban Susanto adalah Komandan KRI KKG, Pb. Ops Guskamlatim, Komandan KRI CDN, Pb. Ops Koarmabar, Ajudan Presiden RI, Karo TK Setemil Presiden, Sahli Pang TNI bid Konflik Komunal, Komandan Guskamlatim.
 
Selama di Bakorkamla, ia secara aktif menerapkan paradigma baru dalam operasi keamanan dan keselamatan laut yang efektif dan efisien dengan mendayagunakan kumpulan data inteligen dalam dan luar negeri serta mengolah data Citra Satelit dan RADAR yang ada.
 
Suami dari N. Heruwibowoyekti dan ayah dari 3 (tiga) anak dan seorang cucu, menggemari bidang kesenian tradisional jawa seperti wayang, ketoprak sebagai selingan hiburan sekaligus melestarikan budaya bangsa, disamping menyusun buku dan menuangkan dalam buku ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini