News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BNPB: Kalimantan Dikepung Hotspot

Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

tampak sebuah helikopter memdamkan api kebakaran hutan dari udara

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hotspot di Kalimantan terus meningkat. Berdasarkan pantauan satelit MODIS (Terra dan Aqua), hotspot di Kalteng 630, Kalbar 268, dan Kalsel 74. Sedangkan di Sumsel 281, Riau 94, Kepulauan Bangka Belitung 53, Jambi 48, dan Lampung 8 ,Senin (15/9/2014).

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, mengatakan asap di Kalimantan mengarah ke arah timur laut menuju pusaran siklon Kalmaegi.

Sedangkan di Sumatera angin menuju ke utara dan timur laut sehingga asap dari Sumsel menyebar ke wilayah Riau.

"Bahkan asap dari Riau dan Sumsel menyebar ke Singapura sehingga menyebabkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Singapura dan sebagian Malaysia naik menjadi sedang (moderate)," kata Sutopo dalam rilisnya, Senin (15/9/2014).

Dikatakan sebagian besar penyebab kebakaran adalah dibakar di areal kebun dan hutan.

"Upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan terus dilakukan. BNPB telah mengerahkan 7 helicopter water bombing untuk memperkuat BPBD dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan," katanya.

Dijelaskan di Riau, ditempatkan 1 helicopter Bolco dan 1 Sikorsky untuk water bombing. 300 personil TNI dan Polri dikerahkan memadamkan titip api. Manggala agni dan relawan juga terlibat pemadaman. Di Sumsel, 3 helicopter yaitu Bolco, MI-8, dan Kamov beroperasi. BPBD berkoordinasi dengan instansi terkait melakukan pemadaman dengan mengerahkan 120 personil. Di Kalteng dilakukan pemadaman udara dengan helicopter MI-8, sedangkan di darat tim gabungan dari BPBD, TNI, Polda, BMKG, Dinas Kehutanan, Manggala Agni, dan relawan terlibat dalam pemadaman. Di Kalbar dengan helicopter Bolco dan pemadaman di darat.
 
"Puncak kemarau diperkirakan hingga Oktober 2014 sehingga potensi kebakaran akan makin meluas jika tidak ada pengendalian," kata dia.

Berdasarkan data tahun 2006-2014, pola hotspot di Sumatera dominan terjadi pada pertengahan Juni-Oktober, sedangkan di Kalimantan pada Agustus-Oktober. Puncak hotspot adalah bulan September-Oktober. Daerah-daerah yang terbakar adalah lahan gambut yang sulit dipadamkan.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini