TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay mengapresiasi usulan mantan Mendagri Syarwan Hamid agar Presiden dan Wapres terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla mengakomodasi beberapa tokoh muda Riau masuk dalam Kabinet.
"Saya apresiasi usulan Pak Syarwan untuk memenuhi kuota keterwakilan, tapi tidak melenceng dari visi misi kabinet yang profesional," ujar Daulay di Jakarta, Selasa (23/9/2014).
Menurutnya sah-sah saja usulan tersebut, sepanjang tokoh muda terbaik dari Riau yang diusulkan itu profesional untuk memenuhi keterwakilan putra terbaik daerah.
Menurut Daulay, dibandingkan nama-nama lain yang pernah muncul di media massa, putra daerah asal Riau bernama Alfitra Salamm layak untuk menduduki posisi Menpora. Pengalamannya selama lima tahun di Kemepora sebagai Deputi I bidang Pemberdayaan Pemuda dan Sesmenpora menjadikan mantan pengamat LIPI itu punya kapasitas dan kapabilitas memadai.
Daulay mengaku secara pribadi dia mengenal sosok Alfitra Salam yang saat ini juga menjadi Ketua Persatuan Masyarakat Riau Jakarta (PMRJ). Selain dikenal komunikatif dengan berbagai kalangan, Alfitra lanjut Daulay juga memiliki visi progresif dan tak perlu diragukan lagi pengalamannya di bidang ilmu pengetahuan.
"Saya kira lima tahun di Kemenpora cukup untuk belajar dan kapasitasnya dianggap pasti mengetahui perkembangan olahraga dan pemuda di Indonesia. Jadi dibandingkan nama-nama lain yang muncul sebagai Menpora, nama Alfitra masih memiliki kelebihan untuk dipertimbangkan oleh Jokowi-JK sebagai Menpora, " katanya.
Penilaian serupa juga datang Ketua Presidium GMNI Twedy Noviadi Ginting dan Ketua HMI dan Muhammad Arief Rosyid Hasan. Menurut Rosid dari hasil track record selama menjabat sebagai Deputi dan Sesmenpora terbilang baik, sangat relevan dengan kriteria pemerintahan Jokowi-JK berdsarkan profesional, integritas, bekerja dan keterwakilan politik dan regional.
“Alfitra menguasai bidang pemuda dan olahraga, karena sudah lama di Kemenpora. Jadi relevan dengan semangat distribusi pembangunan. Silakan diterjemahkan secara spesifik, kalau itu menjadi parameter atau pertimbangan,“ ujar Rosid.
Rosid secara pribadi mengaku sudah lama mengetahui rekam jejak Alfitra Salamm dan sebagai sesama alumni HMI menjalin komunikasi secara intensif.
“Posisinya sebagai Sesmenpora sudah memahami masalah kepemudaan dan olahraga. Mungkin itu profesionalisme yang dimaksud Jokowi, “ katanya.
Hal yang sama dinyatakan oleh Twedy. Mesipun untuk menjadi Menteri menjadi hak prerogatif presiden, dia menilai perjalanan karir Alfitra Salaam selama di Deputi dan Sesmenpora terbilang bagus.
"Alfitra Salamm menguasai bidang pemuda dan olahraga karena sudah lama di Kemenpora. Semoga saja masuk dalam radar Jokowi-JK bersama beberapa kandidat lain, " katanya.
Sementara saat dikonfirmasi Alfitra Salamm belum bisa dihubungi.
Dukungan serupa mengalir dari Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Maswadi Rauf. Menurutnya putra daerah asli Riau hingga saat ini tidak pernah menduduki kursi kabinet selama satu periode penuh. Sejak kabinet Pembangunan Orde Baru hingga Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II, baru nama Syarwan Hamid yang menjadi pembantu presiden sebagai Mendagri.
"Baru nama Syarwan Hamid (menjadi Menteri-red), itu pun hanya sementara sebagai kabinet transisi pada era reformasi. Jadi masih langka orang Riau menjadi Menteri, karena belum ada yang sampai lima tahun penuh, " kata Maswadi Rauf.
Secara terpisah, Ketua Umum Dewan Pengurus Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Al Azhar mengatakan bahwa saat ini masyarakat Riau tengah menunggu janji Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla yang akan menempatkan salah satu putra terbaik Riau masuk dalam jajaran kabinet pemerintahan Jokowi-JK.