TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) menyatakan bakal melakukan aksi penghadangan saat kepulangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meski SBY sampai di bandara Hali Perdana Kusuma dini hari.
Jadwal tiba Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang semula Rabu (1/10) pukul 07.00 WIB, berubah menjadi Selasa (30/9/2014) pukul 00.30 WIB. Masyarakat yang hendak mendukung aksi hadang SBY untuk menyerahkan penghargaan "Bapak Anti Demokrasi" hendaknya bergabung.
"Kita langsung kumpul di depan bandara (ruang tiba/berangkat) dan VVIP. Jika dilarang masuk, kita berkumpul di depan gerbang keluar dari bandara," kata Syafti Hidayat, Koordinator Aksi dari Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), di Jakarta, Senin (29/9/2014) dalam keterangan tertulisnya.
Syafti mengatakan, pemberian penghargaan kepada SBY berupa Bapak Anti Demokrasi, harus dilakukan secara terbuka dan diberikan pada kesempatan pertama sehingga harus langsung disambut di Bandara Halim Perdanakusumah sepulang melawat dari luar negeri.
"Ketika rakyat berteriak karena hak demokrasi dirampas, sedangkan Tuan Presiden bergembira-ria menerima penghargaan di luar negeri, sudah selayaknya rakyat menyambut dan memberi penghargaan. Mari kita sambut beliau," tandas Syafti Hidayat.
Selain penghargaan Bapak Anti Demokrasi, Bara JP juga telah menyiapkan sebuah trofi Best Actor UU Pilkada DPRD The Movie. Penghargaan ini akan diberikan dalam acara kenegaraan di Istana Presiden RI, massa akan mengantarkan trofi dari seberang Istana.
Acara Bali Democracy Forum (BDF) VII 10-11 Oktober 2014, juga akan diupayakan Bara JP untuk dibatalkan, sebab seorang SBY yang merupakan Bapak Anti Demokrasi, secara moral tidak punya hak lagi untuk berbicara tentang demokrasi.
Acara di Bali, mengambil tema Evolving Regional Democratic Architecture: The Dynamic of Political Development, Socio Economic progress and public participation in the democratic process.