Laporan Wartawan Warta Kota, Budi Malau
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Keberadaan Dewan Perwakilan Daerah RI di MPR dinilai kurang berkontribusi banyak dalam menentukan arah pembangunan bangsa dan negara.
Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti, menilai DPD memerlukan kepemimpinan yang lebih berani dan tidak biasa untuk meningkatkan peran lembaga itu dalam peta politik nasional.
Menurut Ray, prestasi DPD periode 2009-2014 tidak signifikan. Satu-satunya prestasi DPD pada periode ini adalah dikabulkannya judicial review tentang kewenangan DPD.
"Selain itu, DPD seperti tak menghasilkan apa-apa," kata Ray, saat dihubungi, Selasa (30/9/2014). Ia melihat penyebab utama kegagalan DPD periode lalu tersebut adalah faktor kepemimpinan.
Setidaknya ada dua hal kepemimpinan Irman Gusman sebagai Ketua DPD yang mengakibatkan DPD periode lalu kurang berprestasi. Pertama, gaya berpolitik Irman cenderung berbau dan bergaya orde baru.
"Irman, cenderung menghindar dari konflik dan ketegangan baik di internal maupun eksternal lembaga itu," terang Ray sambil menambahkan, ketegasan seorang ketua sangat diperlukan untuk kemajuan lembaga.
Kedua, Irman cenderung mengedepankan kepentingan pribadi dalam memimpin DPD. Hal ini terkait keikutsertaan Irman dalam Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat 2014 lalu.
"Dengan meredam konflik terhadap pihak luar, Irman seolah ingin menjaga hubungan baik dengan setiap partai politik agar dia bisa memiliki peluang untuk dicalonkan kembali," papar Ray.
Padahal cara itu kata Ray menjadikan DPD tidak kuat menentukan arah kebijakan bangsa. Ia meminta DPD periode mendatang, harus dipimpin ketua yang berani dan revolusioner. Selain itu bisa membangun citra DPD dan meraih simpati publik.
"Sebab, DPD harus pintar memainkan perannya pada isu-isu yang menyangkut kepentingan publik. Dan memang seharusnya DPD harus berpihak pada masyarakat banyak," papar pria lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Sampai berita ini diturunkan, Tribunnews.com masih berusaha mengonfirmasi Irman terkait kepemimpinannya yang dianggap Ray Rangkuti kurang memberi pengaruh revolusioner bagi DPD RI periode 2009-2014.