TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR dari PAN, Zulkifli Hasan, langsung menunaikan salat Subuh usai terpilih menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). ”Nanti dulu yah, saya mau wudhu, mau salat Subuh dulu," ujar Zulkifli di belakang gedung Kura-kura, Gedung DPR/DPD/MPR, Senayan, Jakarta, Rabu (8/10/2014) pukul 04.45 WIB.
Zulkifli mendapatkan ucapan selamat dari rekan separtai dan para anggota DPR pendukung paket/komposisi pimpinan MPR kubu Koalisi Merah Putih (KMP). Setelah sekitar 10 menit mendapatkan selamat dengan jabat tangan dan pelukan, Zulkifli bergegas menuju ruang tunggu pimpinan MPR.
Tak lama kemudian, Zulkifli keluar dari ruang tersebut dengan sudah melepas jas hitamnya. Ia pun menggulung lengan kemeja birunya dan menuju tempat wudhu.
Proses pemilihan pimpinan MPR dalam Sidang Paripurna MPR ini berlangsung sejak Selasa (7/10/2014) pukul 22.00 WIB dan selesai sekitar pukul 04.30 WIB.
Fraksi-fraksi parpol KMP di DPR (Gerindra, Golkar, PKS, PAN dan Demokrat) mencalonkan Zulkifli Hasan sebagai Ketua MPR dalam Paket B. Empat orang lain yang dicalonkan dan terpilih menjadi Wakil Ketua MPR yakni Mahyudin (F-Golkar), EE Mangindaan (F-Demokrat), Hidayat Nurwahid (F-PKS) dan Oesman Sapta Odang (kelompok DPD).
Sementara, rival mereka dari Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yakni Fraksi PDIP, PKB, NasDem, Hanura dan fraksi parpol 'tambahan' PPP mengajukan komposisi paket pimpinan MPR, Paket B.
Paket A pimpinan MPR yang ditawarkan kubu KIH terdiri dari Oesman Sapta Odang (Posisi Ketua MPR dari DPD), Ahmad Basara (F-PDIP), Imam Nahrowi (F-PKB), Patrice Rio Capella (F-NasDem) dan Hasrul Azwar (F-PPP).
Pemungutan suara (voting) pemilihan pimpinan MPR menghasilkan, Paket B memperoleh 347 suara dan Paket A mendapat 330 suara. Ada satu anggota DPR/DPD yang tidak menggunakan hak suara atau abstain.