Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Agustin Setyo Wardani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah meluncurkan layanan kuliah daring, Rabu (15/10/2014) siang.
Saat ini, sejumlah enam perguruan tinggi telah mendapatkan izin resmi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk menjadi penyelenggara kuliah daring tersebut.
Keenam perguruan tinggi tersebut di antaranya adalah Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Gadjah Mada (UGM, STMIK AMIKOM Yogyakarta (APTIKOM), dan Universitas Bina Nusantara (Binus).
Hingga saat ini, sudah sebanyak 30 mata kuliah telah disediakan oleh keenam kampus tersebut untuk dilaksanakan secara online atau daring.
"Saya yakin bahwa kedepan akan jauh lebih banyak mata kuliah yang akan menggunakan sistem daring," kata Nuh.
Menurut Mendikbud kuliah daring berbeda dengan sekadar membaca modul yang ada di internet. Kuliah ini memiliki dosen yang membimbing, adanya interaksi menggunakan video, dan obrolan langsung dalam pembelajaran.
Sedangkan untuk evaluasinya, Nuh menyebutkan, akan dilakukan oleh dosen pembimbing. "Jadi nanti ujian ada dari dosen pembimbingnya yang mengajar itu. Misalkan mahasiwa Papua atau daerah lain yang belajar maka akan ujian dengan dosen ITS tempat dia belajar salah satu mata kuliah dalam sistem kuliah daring," ujarnya menjelaskan.
Nuh mengatakan dengan kuliah daring, seluruh mahasiswa akan terangkul. Yakni yang berkuliah di kampus berakreditasi apapun, dapat ikut bergabung pada kampus yang berakreditasi A seperti UI atau ITS dan lainnya.
"Nah kalau dari Papua misalkan mau ikut mata kuliah matematika enginering di ITS bisa ikut juga, kan malah bisa kasih info juga buat kampusnya disana bagaimana perkembangan matematika enginering di ITS," katanya.