Laporan Wartawan Tribunnews.com Reza Gunadha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden terpilih RI Joko Widodo, memutuskan untuk menentukan sendiri perwira TNI yang menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres).
Jokowi, panggilan beken sang presiden terpilih, menunjuk Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigjen TNI Andika Perkasa sebagai komandan pengawal pribadinya.
"Sebelum diputuskan, kami kan konsultasi kepada Pak Jokowi soal Danpaspampres. Nah, beliau langsung menunjuk nama Pak Andika," kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Istana Negara, Rabu (15/10/2014).
Entah kebetulan atau tidak, Brigjen Andika merupakan menantu mantan Badan Intelijen Negara (BIN) yang kini menjadi penasihat seniornya, AM Hendropriyono. Jokowi sendiri, pernah menjuluki penasihatnya tersebut sebagai "profesor intelijen."
Namun, Brigjen Andika bukanlah "anak kemarin sore" dalam lingkungan TNI. Lulusan Akademi Militer tahun 1987 ini, berpengalaman di korps infantri, Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Perjalanan karier keperwiraannya di TNI juga terbilang cemerlang. Betapa tidak, terhitung sejak 2011, karier Brigjen Andika selalu menanjak naik setiap tahun.
Sebelum menjadi Kadispenad, Andika pernah menjadi Komandan Resimen Induk Kodam Jakarta Raya (Danrindam Jaya) tahun 2011. Setahun kemudian, 2012, ia menjadi Komandan Korem 023/Kawal Samudera.
Tidak butuh waktu lama, pada 2013, ia lantas menjabat Kadispenad TNI. Termutakhir, melalui Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/760/X/2014 tertanggal 14 Oktober 2014, ia menjadi Danpaspampres.
Selain memiliki karier cemerlang di militer, Andika ternyata menyandang sejumlah predikat keilmuan. Ia tercatat sebagai sarjana ekonomi, master of arts, master of science, dan doktor filsafat.
Kegemilangan karier Andika tersebut, tak ayal menimbulkan "bisik-bisik tak sedap" di sejumlah kalangan. Ia dituding mendompleng nama besar sang mertua, sehingga kariernya cepat beranjak naik.
Terkait hal tersebut, Sekretaris Kabinet Dipo Alam mempersilakan masyarakat menginterpretasikan sendiri pemilihan Andika.
"Terserah saja, saya tidak tahu, tapi yang menilai dan memilihnya Danpaspampres sudah ada di TNI. Tapi kalau publik melihat nepotisme ya silakan, saya tidak tahu," tuturnya.
Sementara Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menegaskan, penunjukkan Brigjen Andika sebagai Danpaspampres jangan dipolitisasi.
"Panglima (TNI) kan menyiapkan kader-kader yang dijadikan pimpinan di mana saja. Presiden memilih Danpaspampres itu bagaimana dia merasa nyaman. Karena itu lebih secara personal," tuturnya, Kamis (16/10/2014).
Mantan Panglima TNI itu enggan berkomentar lebih lanjut soal kritik lantaran pemilihan itu dinilai nepotisme. "Kalau pemilihan Danpaspampres, Menkopolhukam tidak ikut campur," tepisnya.