Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Aku masuk kabinet, yah syukur. Kalau enggak, yo wis." Begitu lah kepasrahan Eva Kusuma Sundari, satu di antara beberapa politikus PDI Perjuangan yang namanya digadang-gadang menjadi menteri Kabinet Jokowi-JK.
Eva mengakui telah bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10/2014) petang, usai pelantikan di DPR/MPR. Namun, tidak dibahas maupun disinggung dirinya akan menjadi menteri dalam pertemuan itu.
"Ya betul kemarin. Tapi, itu acara resmi. Itu bukan soal menteri. Dengan aku sama sekali enggak menyinggung soal menteri," ujar Eva saat dihubungi Tribunnews.com di Jakarta, Selasa (21/10/2014).
Menurut Eva, dirinya hadir bersama beberapa politikus senior parpol koalisi, seperti Tjahjo Kumolo, di Istana Negara itu dalam rangka mengiringi Jokowi seusai pelantikan di Gedung DPR/MPR.
Sepengetahuan Eva, saat itu Jokowi hanya mengajak bicara beberapa politikus senior PDI Perjuangan. Sebab, mereka lah yang lebih mengetahui siapa saja kader PDI Perjuangan yang masuk bursa calon menteri.
"Yah aku mengiringi, mendampingi beliau saja. Enggak ada soal menteri. Aku enggak dipanggil (Jokowi, red). Tapi, 'juragan-juragan' saja yang dipanggil," ujarnya.
Eva mengakui ada beberapa kader PDI Perjuangan yang dicalonkan menjadi menteri untuk pemerintahan Jokowi-JK.
Ia menduga pencalonan orang-orang tersebut, termasuk dirinya 'terganjal' setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) melansir sejumlah calon menteri yang berpotensi bermasalah.
"Yang diajak ngobrol (Jokowi), yah yang tidak bermasalah. Yang bermasalah yah tidak diajak ngobrol. Kan ada seperti yang dari hasil PPATK dan KPK itu. Aku hanya ketemu saja," ujar mantan anggota Komisi III DPR itu.