TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayjen TNI (Purn) Hendardji Soepandji, baru saja terpilih sebagai Ketua Pengurus Yayasan LIA (Lembaga Indonesia Amerika) untuk periode 2014-2019 mendatang.
Mantan Calon Gubernur DKI Jakarta tahun 2012 itu, berjanji akan membawa Yayasan LIA tidak hanya sebagai lembaga pendidikan bahasa Inggris saja, seperti yang dikenal saat ini, tetapi juga sebagai lembaga pengembangan karakter manusia Indonesia.
Untuk itu dibawah kepengurusannya, Hendardji yang pernah menjabat sebagai Komandan Pusat Polisi Militer tersebut, mengaku, telah menyiapkan konsep untuk Yayasan LIA agar lebih berkembang dengan memiliki fasilitas pendidikan yang berbasis pada seni dan budaya Indonesia.
"Karena pendidikan apapun, sebaiknya berbasis pada budaya sebagai jati diri bangsa. Ini adalah dasar pembinaan manusia Pancasila. Jadi, pendidikan tidak hanya mementingkan aspek kecerdasan tetapi juga aspek moral, jasmani dan pengembangan karakter," kata Hendardji, kepada wartawan, Sabtu (25/10/2014).
Karenanya, sebagai Ketua Pengurus Yayasan LIA, ia berencana menyiapkan fasilitas pendidikan berupa ruang interaksi untuk olahraga, serta pengembangan seni dan budaya.
"Ini penting, karena budaya itu adalah identitas dan karakter bangsa," katanya.
Hendardji yang pernah mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta dalam Pemilihan Gubernur DKI Tahun 2012 lalu itu, mengatakan, ke depan diharapkan Yayasan LIA dikenal sebagai lembaga pendidikan pengembangan karakter dengan pendekatan yang berbasis pada seni dan budaya.
Karenanya, kata dia, dipastikan bahwa visi dan misi awal pendiri Yayasan LIA tidak akan berubah. Sebab pada awal berdirinya Yayasan LIA pada tahun 1959 lalu, LIA telah aktif mengadakan kegiatan dan pertukaran budaya antara Indonesia dan Amerika.
"Jadi visi dan misi pendiri yayasan ini ke depannya, kita pertajam kembali," katanya.
Menurut Hendardji pengembangan karakter dalam pendidikan dengan basis seni dan budaya ini, sangat penting bagi Indonesia untuk saat ini.
"Ini untuk menghadapi pasar bebas dengan mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia berdaya saing unggul dan berpikiran global, namun tetap mencintai budaya lokal yang merupakan jati diri bangsa," katanya.
Hendardji resmi dilantik menjadi Ketua Pengurus Yayasan LIA pada 20 Oktober 2014 lalu di Auditorium LIA Pegadegan.
Pelantikan sekaligus serah terima jabatan itu dihadiri para pengurus lama. Hendardji menggantikan Ketua Pengurus Yayasan LIA periode sebelumnya yakni 2009-2014 yang dijabat Conny Semiawan.
Pelantikan dihadiri oleh seluruh pejabat di lingkungan Yayasan LIA mulai dari Dewan Pembina, Pengawas, Pengurus, Kepala Unit, Kepala Cabang dan Kepala Departemen.
Hendardji Supandji merupakan sosok militer berdedikasi tinggi. Ia pernah menjabat Komandan Pusat Polisi Militer dan Aspam Kasad.
Di dunia olahraga tanah air bahkan internasional, Hendardji aktif dalam pengurusan olahraga karate dan masih menjabat sebagai Ketua Umum Forki (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia).
Hendardji juga seorang pemerhati dunia seni budaya tanah air yang duduk sebagai Ketua Dewan Pembina Komite Seni Budaya Nusantara.
Pada periode 2014-2019 mendatang Kepengurusan Yayayan LIA diketuai oleh Hendardji Soepandji dengan bendahara Djoko Pranjoto, lalu sekretaris adalah Cut Kamaril Wardani dan anggota pengurus Hadi Sudibyo serta Febe Da Lopez.
Sementara, pembina yayasan diketuai Soerdjadi Surdirja dengan anggota, Conny Semiawan dan HBL Mantiri. Sedangkan sebagai pengawas yayasan adalah Sony Teguh Trilaksono.(bum)