TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ignasius Jonan didaulat sebagai Menteri Perhubungan dalam Kabinet Kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Penetapan ini diumumkan Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (26/10/2014).
Bagi Ignasius Jonan, kereta api adalah segala-galanya. Mulai dari istri hingga meraih kepercayaan sebagai Menteri Perhubungan, semuanya dimulai dari kereta api.
Kereta api memang mempunyai tempat tersendiri di hati Ignasius Jonan. Ia pernah bertemu dengan seorang gadis, yang kini menjadi istrinya, di kereta api.
”Saya itu kenal istri waktu naik kereta api dari Surabaya ke Blitar tahun 1985. Ternyata dia adik kelas saya. Saya sudah tingkat terakhir, dia tingkat pertama,” kata Jonan yang alumnus Universitas Airlangga, Surabaya, itu mengenang peristiwa 29 tahun lalu sebagaimana dikutip dari Harian Kompas (18/5/2014).
Itulah mengapa ia merasa punya ”utang” pada kereta api. "Utang" Jonan kepada kereta api tentunya juga akan makin besar seiring dengan ditunjuknya dia menjadi Menteri Perhubungan, karena dinilai berhasil memperbaiki manajemen PT Kereta Api Indonesia.
Jonan yang memiliki tanggal lahir yang sama dengan Presiden Joko Widodo ini, yaitu 21 Juni, merupakan alumnus Universitas Airlangga jurusan Akuntansi.
Sebelum menduduki jabatan sebagai Dirut KAI, dia pernah berkarier sebagai Direktur Private Equity Citi (1999-2001), Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (2001-2006), Managing Director and Head of Indonesia Investment Banking Citi (2006-2008), dan terakhir sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (2009-saat ini).
Salah satu keberhasilan Jonan dalam merombak KAI adalah dia membawa kultur tanggung jawab di antara pegawai, serta passion untuk menghasilkan output yang terbaik sesuai kemampuan.
"Saya bilang ke teman-teman, okelah, kamu perbaiki satu hal kecil dalam pekerjaan Anda, dalam satu hari satu saja. Itu dalam setahun, Anda akan menjadi orang yang berbeda, wong ada 365 hari dalam setahun. Memperbaiki 200 saja apa pun bentuknya," kata Jonan.
Bekal pengalaman tersebut tampaknya dianggap cukup oleh Presiden Joko Widodo untuk mempercayakan tugas-tugas di kementrian kesehatan kepada Nila. Selamat bekerja untuk ibu menkes.