TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil Muktamar VIII di Surabaya, Romahurmuziy, mendatangi gedung Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Selasa (28/10/2014).
Saat dikonfirmasi, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly menyatakan bahwa kedatangan Rommy terkait urusan internal PPP. "Urusan partai, internal," ujar Laoly sambil berjalan menuju mobil dinasnya.
Saat ditanya apakah pertemuan tersebut membahas struktur kepengurusan baru PPP, Laoly membenarkan. Namun, Laoly tidak menjawab pertanyaan lainnya karena harus segera menghadiri pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana.
Selasa siang, Romahurmuziy terlihat tergesa-gesa melewati metal detector yang terpasang di pintu gedung tersebut. Ia mengaku kedatangannya hanya sekadar berkunjung. "Main-main aja," ujar Romy.
Hingga saat ini masih ada dua kepemimpinan di PPP, yakni Suryadharma Ali dan Romahurmuziy. Sebelumnya, setelah terjadi aksi saling pecat, dua kubu tersebut sempat mendaftarkan kepengurusan ke Kemenkum dan HAM. Ketika itu belum digelar Muktamar PPP di Surabaya.
Namun, Menkum dan HAM saat itu Amir Syamsuddin menyebut bahwa pihaknya tidak mau menetapkan kepengurusan manapun. Pihaknya masih menunggu masalah di internal PPP selesai.
Jika sengketa tidak bisa selesai secara internal, maka bisa diselesaikan lewat jalur hukum.
Setelah Muktamar di Surabaya, PPP kubu Romahurmuziy sempat menyatakan akan mendaftarkan kepengurusan paling lambat 1 November 2014. Kubu Suryadharma juga akan menggelar Muktamar di Jakarta.
Kubu Romahurmuziy memutuskan bergabung Koalisi Indonesia Hebat. Sementara kubu Suryadharma merasa bahwa PPP tetap berada di Koalisi Merah Putih.