Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Senior Partai Golkar Agun Gunandjar Sudarsa menolak Aburizal Bakrie (ARB) alias Ical bila maju kembali di Musyawarah Nasional (Munas) Golkar sebagai ketua umum. Alasannya, Golkar dinilai memerlukan regenerasi secara menyeluruh.
"Ya (menolak), gagal mengusung capres dan cawapres," kata Agun melalui pesan singkat, Rabu (29/10/2014).
Regenerasi diperlukan untuk merealisasikan paradigma baru partai Golkar yang digagas Akbar Tandjung. Selain itu untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 yang digagas Aburizal Bakrie (ARB)
"Juga belajar dari kegemilangan Golkar pada Pemilu 99 dan 2004, dan kemunduran Golkar pada pemilu 2009 dan berlanjut di 2014, maka untuk kepemimpinan Golkar menghadapi 2019, diperlukan regenerasi," kata Mantan Ketua Komisi II DPR itu.
Regenerasi diperlukan secara menyeluruh di tingkat DPP, kata Agun, agar tidak terjadi kebuntuan, kevakuman dan kendala pengalihan kepemimpinan pada kader kader muda partai Golkar seperti yang sekarang ada di AMPG dan AMPI.
"Bagaimana dengan generasi diantaranya, seperti generasi Hariyanto Y Tohari, Airlangga Hartarto, Priyo Budi Santoso, Melky Mekkeng, Zainudin Amali, Yorris Raweyai, Nusron Wahid, Agus Gumiwang, Pumpida Hidayatulah, Firman Subagio, Titiek Suharto, para Ketua DPD Provinsi, Kabupaten dan Kota, banyak sekali," ungkapnya.
Menurut Agun, mereka adalah senior yang sudah makan asam garam di partai, serta memegang jabatan jabatan politik di Parlemen. Ia juga menyarankan nama-nama tersebut harus diberi kesempatan menjadi ketua umum partai di munas yang akan datang.
"Partai Golkar saat ini membutuhkan pemimpin yang merangkak dari bawah sebagai sosok seorang aktivis, ideolog partai, yang berjuang untuk kepentingan rakyat, negara dan partai," katanya.