News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Legislator Baru

Jika Konflik Tak Selesai, Pemimpin Negara Harus Turun Tangan

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Paripurna partai pendukung Koalisi Indonesia Hebat di ruang Badan Musyawarah, Kompleks DPR RI, Jakarta, Jumat (31/10/2014).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para pemimpin negara harus turun tangan jika ternyata internal Dewan Perwakilan Rakyat tidak bisa menyelesaikan konflik sendiri.

Namun, Wakil Presiden Jusuf Kalla masih berharap fraksi kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan kubu Koalisi Merah Putih (KMP) bisa bermusyawarah menyelesaikan konflik di antara keduanya.

"Yang pertama, teman-teman (DPR) itu dulu yang bermusyawarah. Kalau tidak, tentu pemimpin negara harus ikut serta, tapi sementara ini teman-teman berusaha musyawarah dulu sampai minggu depan," kata Kalla di Jakarta, Sabtu (1/11/2014).

Menurut Kalla, permasalahan antara dua kubu tersebut sebenarnya hanya terjadi di tingkat anggota parlemen. Sementara di tingkat para elite partai politik, menurut Kalla, masing-masing sudah berdamai dan merasa berada dalam satu tujuan, yakni memajukan bangsa.

"Ini kan di tingkat pelaksanaan. Secara prinsip kita setuju, tapi di tingkat pelaksanaan perlu ada (komunikasi) lebih intensif lagi," ujar politisi senior Partai Golkar itu.

Kalla juga menyampaikan ketidaksetujuannya dengan langkah kubu KIH yang membentuk pimpinan DPR tandingan. Menurut dia, pembentukan pimpinan tandingan seperti itu tidak perlu terjadi.

"Kita harap persatuan, tapi persatuan itu hanya bisa dicapai dengan musyawarah yang baik dan adil," ucap Kalla.

Kalla menyebut kisruh yang terjadi antara dua koalisi di DPR sebagai fenomena pemakaian demokrasi yang berlebihan.

Perpecahan dalam parlemen semakin runcing dengan munculnya pimpinan DPR tandingan yang digagas fraksi kubu KIH. Koalisi tersebut mendesak Presiden mengabaikan pimpinan sah di DPR yang dikuasai oleh KMP, yakni Setya Novanto, Fadli Zon, Fahri Hamzah, Agus Hermanto, dan Taufik Kurniawan.

Sebaliknya, KMP juga mendesak Jokowi untuk mengingatkan koalisi pendukungnya agar mereka mematuhi aturan internal parlemen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini