News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prahara Partai Golkar

Pemilihan Ketua Umum Secara Aklamasi Bikin Parpol Tidak Sehat

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politisi senior Partai Golkar, Akbar Tandjung (dua kiri), MS Hidayat (kiri), dan Agung Laksono (kanan) menghadiri silaturahim 50 tahun dan menyongsong Munas IX Partai Golkar, di Jakarta Selatan, Kamis (30/10/2014). Kegiatan yang mengangkat tema Mewujudkan Visi 2045 Melalui Regenerasi Kepemimpinan Partai Gokar tersebut sebagai ajang silaturahmi serta menyiapkan regenerasi untuk lebih memajukan partai berlambang pohon beringin itu. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat dari Populi Center, Nico Harjanto menyarankan agar pemilihan ketua umum partai politik dilakukan secara demokratis dengan mempertimbangkan para pemegang suara.

Hal itu ia lontarkan menanggapi wacana pemilihan ketua umum Golkar mendatang dilakukan secara aklamasi.

"Aklamasi itu tidak sehat dalam pertumbuhan partai politik. Apalagi partai sekelas Golkar," kata Nico dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (15/11/2014).

Nico menuturkan, Golkar memiliki banyak figur yang mampu mengemban tugas sebagai Ketua Umum. Menurutnya, sangat disayangkan jika Ketua Umum Golkar mendatang dipilih secara aklamasi.

"Golkar kalau di sepakbola itu seperti Los Galacticos yang banyak bintangnya. Kalau Golkar dipimpin sosok yang tidak tepat maka tidak baik," tuturnya.

Masih kata Nico, secara obyektif DPP Golkar kepemimpinan Aburizal Bakrie tidak memiliki banyak prestasi. Hal itu terlihat dari tidak tercapainya target-target seperti menjadi pemenang Pileg atau menjadikan Ical sebagai Capres atau Cawapres 2014.

"Kalau secara obyektif tidak bisa menentukan keberhasilan lalu merekayasa dukungan untuk aklamasi, itu akan melukai konstituen dan juga masyarakat," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini