Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekjen Demokrat Ramadhan Pohan menilai kebijakan Presiden Joko Widodo tergesa-gesa menaikkan harga BBM karena rakyat belum siap atas kenaikan tersebut.
"Jokowi sungguh enggak peduli," kata Pohan ketika dikonfirmasi, Senin (17/11/2014).
Pohan menuturkan semestinya Jokowi mengkaji kebijakan tersebut secara lebih mendalam. Selain itu, Jokowi juga harus mencermati kondisi rakyat yang sudah terkena kenaikan harga BBM tahun lalu. Sedangkan tahun ini harga tarif dasar listrik dan gas juga naik.
"Jokowi sudah hilang sensitifitasnya pada wong cilik. Ini blunder parah," ungkapnya.
Dampak kenaikan harga BBM, kata Pohan, Jokowi kehilangan kepercayaan dari rakyat. Jokowi dianggap tidak pro wong cilik serta lupa janjinya melindungi rakyat lemah.
"Rakyat menagih janjinya berantas mafia migas. Eh, mafianya belum disikat, dianya kebelet naikin harga BBM. Ehh, minyak dunia pun lagi turun-turunnya pula. Benar-benar, raja tega," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Jokowi menetapkan harga baru BBM akan berlaku pada pukul 00.00 WIB terhitung sejak tanggal 18 November 2014.
"Harga premium ditetapkan dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500. Harga solar ditetapkan dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500,"kata Jokowi.