Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Barak Teratai Satuan Brimob Polda Kepri di Batam diserang oleh anggota TNI AD Yonif 134/TS Batam, Rabu (19/11/2014). Suasana kota Batam sempat mencekam akibat peristiwa itu.
Sejumlah pihak menyayangkan kericuhan dua korps itu kembali terjadi. Anggota Komisi III DPR Muslim Ayub mengatakan, sulit mengendalikan prajurit jika mereka tak mau mendengar instruksi atasannya.
"Pada prinsipnya kami sepakat dengan komitmen Kapolri dan KSAD. Bisa jadi mereka tidak mendengar atau tidak tahu ada instruksi dari atasannya," kata Ayub kepada wartawan, Jumat (21/11/2014).
Dia berharap hal itu tak terulang kembali. Namun, mengingatkan kepada TNI/Polri untuk tetap waspada terhadap gesekan yang mungkin terjadi.
"Kita imbau itu. Ngga ada artinya, kalah jadi arang, menang jadi abu, mendingan selesaikan secara aktif dan bijaksana. Tdk ada gunanya balas dendam," katanya.
"Instruksi dari petinggi memang wajib diikuti anak buah, sepanjang tidak ikuti ya mau apa, karena sulit mengawasi banyaknya anggota, harusnya pegang sumpah prajuri," tambahnya.
Sebelumnya, Komandan Resimen Militer (Danrem) 033 Wira Pratama (WP) Brigadir Jenderal (Brigjend) TNI Eko Margiono mengakui bahwa pelaku penyerangan Barak Teratai Satuan Brimob Polda Kepri di Tembesi adalah anggotanya dari Yonif 134 Tuah Sakti (TS).
Margiono menceritakan, peristiwa itu dikarenakan adanya saling pandang antara dua aparat saat mengisi bahan bakar minyak di salah satu tempat penjual bensin eceran di perumahan Buana Mas, Tembesi. Keributan terjadi antara anggota Yonif 134/TS dan anggota Brimobda Kepri, Rabu (19/11/2014) pagi sekitar pukul 10.15 WIB.
Keributan itupun berujung pada perusakan bangunan Barak Teratai Satbrimob Polda Kepri. Akibatnya, kaca bagian depan Barak Teratai pecah, namun tak menimbulkan korban jiwa.
Peristiwa penyerangan ini terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, Rabu (19/11/2014). Sekelompok massa tiba-tiba menyerang ke Barak Teratai di Satbrimob Polda Kepri yang bertempat di Tembesi, Batam.