TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus partai Demokrat, Benny K Harman mengapresiasi peluncuran buku 'Akal Akal Akil'. Menurutnya, buku yang ditulis oleh wartawan Kompas, Budiman Tanuredjo itu sarat akan pesan.
"Pesan singkat dalam buku itu adalah tidak cukup kita menyerahkan pengelolaan kekuasaan hanya kepada orang-orang yang baik," kata Benny saat peluncuran buku 'Akal Akal Akil' di kantor Peradi, Jakarta, Selasa (25/11/2014).
Benny menuturkan, dalam buku 'Akal Akal Akil' ditekankan pentingnya sebuah pengawasan agar tidak terulang kasus yang sama seperti Akil.
Menurut Benny, dicantumkannya kode etik hakim konstitusi di akhir buku tersebut merupakan upaya bentuk pengawasan hakim MK.
"Yang penting pengawasan. Klo tidak diawasi khawatir adanya kasus Akil. Kekuasaan kalau tidak diawasi akan disalahgunakan," tuturnya.
Benny pun mengaku tak menyangka Akil tersangkut suap, karena ia telah cukup lama mengenal pria kelahiran Kalimantan tersebut. Menurutnya, Akil pada saat di DPR cukup vokal dan berani menyuarakan aspirasi masyarakat.
"Bahkan Akil juga berani melawan induk organisasinya. Dan akibat sikapnya itu, pada saat Akil mencalonkan diri sebagai calon hakim konstitusi maka tidak didukung organisasi induknya," tandasnya.