News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prahara Partai Golkar

Pengamat: Golkar Tanpa Aburizal Tak Bikin KMP Bubar

Penulis: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) bersama pimpinan Golkar sebelum rapat pleno di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Senin (24/11/2014). Munas IX Partai Golkar itu akan digelar di Nusa Dua Convention Center, Bali pada tanggal 30 November sampai 3 Desember. Warta Kota/Henry Lopulalan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Y Gustaman

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Niatan kuat Aburizal Bakrie untuk kembali mencalonkan ketua umum Golkar akan menjadi sumber konflik di partai beringin tersebut. Aburizal sebaiknya mengikuti jejak Jusuf Kalla yang hanya menjabat ketua umum Golkar satu periode karena menjunjung regenerasi.

Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pangi Syarwi Chaniago menilai kembali majunya Aburizal dalam pertarungan Munas IX Golkar mendatang hanya akan menjadi sumber konflik di internal partai, dibumbui campur tangan pihak ketiga.

"Demi kebaikan bersama dan demi masa depan Golkar, lebih baik Aburizal mengurungkan niatnya maju lagi walaupun mendapat dukungan dari DPD I dan DPD I Golkar. Aburizal bisa mencontoh Jusuf Kalla," ujar Pangi kepada Tribunnews.com di Jakarta, Kamis (27/11/2014).

Jangan sampai Golkar yang mengaku sebagai partai modern jatuh pada oligarki. Sehingga menghambat modernisasi dan kemajuan sebuah partai. Pangi menggarisbawahi, partai bukan disetir pemilik modal tapi juga harus dikuasai cendekiawan, intelektual dan negarawan muda.

Tak ada yang menyalahkan Aburizal kembali maju mencalonkan ketum selama patuh aturan partai. ProblemĀ  yang lebih penting adalah bagaimana elite Golkar yang sudah tua segera siuman dan memberikan kepercayaan generasi muda progresif memperkuat akar beringin ke dalam dan keluar.

Tanpa Aburizal KMP Tak Bubar

Munculnya anggapan Aburizal untuk menjadi ketua umum lewat Munas IX Golkar mendatang dipercaya dapat mempertahankan kelanggengan Koalisi Merah Putih yang menyongsong Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014 lalu adalah cukup tidak masuk akal.

Siapa pun memimpin, sambung Pangi, Golkar tetap di gerbong KMP asal diikat kontrak sebelum pemilihan ketua umum. Ikatan itu akan tetap memperkuat posisi Golkar di KMP. "Kecurigaan berlebihan kalau Aburizal harus jadi ketua umum Golkar jika tak ingin KMP berpotensi bubar," terangnya.

Diakui atau tidak, majunya Aburizal menjadi isu tak sedap yang dapat digoreng siapa pun. Oligarki di bawah kepemimpinan Aburizal akan terus membayangi Golkar jika tak membuka ruang regeneralisasi. Apalagi, pengambilan keputusan politik tak melibatkan banyak elemen semua kader.

Persoalan Golkar harus di KMP atau keluar tergantung elitenya. Kalau mau konsisten, Golkar dirasa bagus tetap di KMP meski Aburizal tak lagi nakhoda partai. Elite Golkar akan tetap bersama KMP bakal menciptakan kekuatan penyeimbang dan pengawas politik di eksekutif dan parlemen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini