Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak sedikit kader dipecat lewat Musyawarah Nasional IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali. Salah satu elite yang dipecat sebagai kader Partai Golkar adalah Agun Gunandjar Sudarsa.
Dikonfirmasi mengenai pemecatannya berdasar keputusan Munas Bali, Agun menilai itu belum pasti. "Saya tertawa seandainya dipecat sekalipun, karena pemecatan itu tidak sah," kata Agun, Selasa (2/12/2014).
Mantan Ketua Komisi II DPR RI itu menambahkan, sekali pun pemecatan itu benar tetap tidak memenuhi persyaratan yang diatur dalam AD/ART partai. Apalagi dilakukan di munas yang inkonstitusional.
"Dari aspek legal konstitusional, pemecatan tersebut tidak terpenuhi," tegas Agun.
Munas Bali memecat seluruh Presidium Penyelamat Partai Golkar pimpinan Agung Laksono. Keputusan itu diambil pimpinan sidang munas yang diketuai Nurdin Halid setelah meminta keputusan peserta.
"Sesuatu yang sudah pasti sesuai AD/ART tidak perlu melalui sidang komisi," kata Nurdin Halid di Hotel Westin, Bali, Selasa (2/12/2014). Pemecatan sejumlah elite karena melanggar AD/ART dan keputusan rapimnas.
"Jadi pelaggaran mereka jelas ya, menolak munas dan melakukan tindakan yang menciptakan partai negatif. Jadi itu sama saja dengan tangkap tangan," sambung pria yang pernah menjadi Ketua Umum PSSI itu.
Elite Golkar yang dipecat di antaranya Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono, Ketua DPP Priyo Budi Santoso, Ketua DPP Agun Gunandjar, Yorrys Raweyai, Zainudin Amali, Lawrence Siburian dan Leo Nababan.