TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pertimbangan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Doni Koesoema, mengatakan keputusan penghentian kurikulum 2013 bukan karena sekolah tidak siap.
"Ini bukan karena ketidaksiapan sekolah, tapi soal konsep dan filosofi yang salah tentang kurikulum," tegas Doni dalam diskusi "Sikap FSGI atas keputusan Mendikbud menghentikan Kurikulum 2013" di LBH Jakpus, Minggu (6/12/2014).
Diutarakan Doni, revisi kurikulum 2013 seharusnya dimulai dengan penghentian total, minimal selama satu tahun. Dimana waktu satu itu digunakan untuk membereskan persoalan fundamental, substansial, seperti naskah akademik, desain buku dan pelatihan guru.
Setelah itu, barulah kemudian dicobakan di beberapa sekolah di seluruh provinsi secara terbatas. Tidak perlu hingga ribuan, cukup ratusan sekolah saja.
"Kalau diuji coba pada 6.000 sekolah, dampaknya fatal. Contohnya cukup di 33 provinsi dibuat 4 tingkat sekolah yakni SD, SMP, SMK, SMK itu kan hanya 300an sekolah. Tidak perlu ribuan sekolah, nanti kendala di evaluasi," kata Doni.