TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Polhukam, Tedjo Edhy Purdijatno menilai selama ini angaran untuk bidang pertahanan di Indonesia masih minim. Padahal, anggaran pertahanan merupakan salah satu faktor penting untuk mewujudkan pertahanan nasional yang kuat.
"Memang dengan anggaran pertahanan yang masih di bawah 2% dari GDP untuk pertahanan masih kurang. Tetapi saya lihat dari tahun ke tahun, pembangunan kekuatan pertahanan sudah mulai terlihat," kata Tedjo berbincang dengan Tribun, di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (10/12/2014).
Contohnya TNI AL. Menurut Tedjo anggaran untuk menunjang tugasnya memberantas kejahatan di laut sangat memengaruhi. Apalagi laut Indonesia begitu luas, sementara saat ini TNI AL baru memiliki sekitar 80 kapal.
"80 itu juga bukan kapal patroli semua. Ada freyguard, kapal angkut, kapal macem-macem ya. Memang kalau dibilang untuk mengcover seluruh wilayah ya kurang," kata Tedjo.
Meski begitu, menurut Tedjo, bukan tidak mungkin TNI AL bisa menekan jumlah kejahatan di laut. Karena masih bisa mengoptimalkan personil yang ada.
"Tapi kan kami optimalkan. Laut itu tidak diduduki tapi dikendalikan. Kalau laut dalam kendali kita, musuh ngga akan berani kesana. Sehingga kita harus punya kemampuan deterrence," ujarnya.
Edwin Firdaus