TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Legislator Partai Demokrat Jefry Riwu Kore mengaku kecewa dengan keputusan Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan terkait dihentikannya penerapan Kurikulum 2013, dan kembali ke kurikulum 2006.
Seharusnya menurut politikus asal NTT pemerintah mengkaji terlebih dahulu sebelum kebijakan tersebut diambil. [BACA: Anies Bilang Bukan Kemunduran].
"Kita melihatnya terlalu tergesa-gesa kebijakan penghentian kurikulum 2013. Jangan-jangan karena tidak ada terobosan yang baru dari Pak Anies selaku menteri Pendidikan, sehingga kebijakan kurikulum 2013 dihentikan, dan kembalikan ke kurikulum 2006," kata Jefry kepada wartawan di Jakarta, Kamis (11/12/2014).
Menurut Jefry, seharusnya Anies selaku pemerhati pendidikan dapat memahami perkembangan pendidikan demi kebaikan anak bangsa.
Terlebih kata Jefry kurikulum 2006 sudah dikaji mendalam antara pemerintah dengan DPR pada periode lalu.
"Pada pemerintahan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah dikaji dengan matang, termasuk dengan melibatkan DPR. Jangan sampai kebijakan yang dibikin kabinet SBY dimuntahkan begitu saja," tuturnya.
Jefry menuturkan, sebelum mengambil kebijakan penghentian tersebut alangkah baiknya Anies mengkaji terlebih dahulu kurikulum yang sudah baik dengan pemerhati pendidikan dan juga mantan menteri pendidikan M Nuh. [BACA: Sejumlah Perusahaan Percetakan Akan Gugat Anies Baswedan].
"Karena ini menyangkut ribuan pelajar di Indonesia, dan guru-guru sebagai pengajar. Jangan sampai mereka bingung dengan kebijakan pemerintah yang sudah berjalan," ucapnya.
Terlebih kata dirinya setelah mengecek keberbagai daerah respon pelajar dan guru-guru masih berharap dengan kurikulum 2013 dibertahankan.
"Jadi menurut saya coba Pak Anies kaji terlebih dahulu sebelum mengambil kebijakan.
Dan harapan saya Pak Anies dari latar belakang pendidikan harus mempunyai terobosan yang baru di dunia pendidikan, bukan membingungkan dengan menghentikan kurikulum 2013," katanya.