TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat tragedi tsunami menerjang Aceh pada 2004, Azwar Abubakar masih menjabat pelaksana tugas Gubernur di Provinsi Serambi Mekah. Azwar mengaku selalu merasa bersalah saat ia menjabat banyak warga Aceh meninggal akibat tsunami.
"Saya kadang-kadang merasa bersalah, saya menjadi Gubernur orang meninggal terus. Tapi saya pikir ini kehendak tuhan," kata Azwar dalam peringatan 10 tahun tsunami, di Jakarta Golf Club, Rawamanggun, Jakarta, Sabtu (20/12/2014) malam.
Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi itu menceritakan saat terjadinya tsunami di Aceh, dirinya sempat lemas saat mendapati kedua anaknya tidak berada di rumah. Ia pun mengaku saat itu badannya lemas dan berdoa.
"Saya hanya berdoa kepada Allah, kalau ada dipertemukan. Kalau tidak ada mayatnya diperlihatkan," tuturnya.
Masih kata Azwar, pada saat dirinya menjabat sebagai Plt Gubernur Aceh ia harus bertindak cepat menangani korban tsunami. Menurutnya, setiap malam tak henti-hentinya mengadakan rapat untuk menyelesaikan permasalahan besar yang melanda tanah rencong pada saat itu.
"Korban akibat tsunami di Aceh ratusan ribu, mencapai 180 ribu lebih," tuturnya.
Tsunami, kata Azwar telah sepuluh tahun berlalu dan kini ia mengajak para masyarakat Aceh untuk membuka lembaran baru. "Aceh sudah luka. Sekarang kita berharap Aceh menjadi jaya dan sejahtera," tuturnya.