TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Muda (Laksda), Untung Suropati, memiliki pengalaman tak terlupakan saat terjadinya bencana tsunami yang melanda Aceh 10 tahun silam.
Pada saat terjadinya tsunami di Aceh, dia sedang bertugas sebagai komandan Satgas Patroli Maritim Pantai Barat Samudera Hindia yang berlayar menuju Teluk Bayur dan Sibolga.
"Kami adalah satgas pertama yang menginjakkan kaki di Tanah Rencong, tepatnya di Meulaboh. Kota tersebut luluh lantak akibat tsunami. Ribuan mayat bergelimpangan dan belum dievakuasi," kata Untung kepada wartawan, Sabtu (27/12/2014).
Menurutnya, pada waktu itu dia segera menyiapkan helipad di lapangan sepak bola Meulaboh yang keadaannya penuh dengan mayat dan juga puing-puing bangunan. Untung yang juga ditunjuk sebagai OSC (On Scene Commander) turut bertugas dalam mengendalikan dan mengkoordinir bantuan dari luar negeri yang masing-masing datang dengan kapal perang mereka.
"Termasuk mengatur lalu lintas udara, karena sebagian besar kapal perang asing membawa helikopter. Kami juga memberi bantuan medis dan makanan bagi korban yang selamat," ucapnya.
Sebagai negara kepulauan dan mempunyai panjang garis pantai 81.000 km (terpanjang kedua di dunia), Untung mengimbau, masyarakat Indonesia harus memahami sekaligus menanggulangi bencana, khususnya bencana tsunami.
"Negara kita terletak di zona cincin api atau ring of fire. Mau tidak mau masyarakat Indonesia harus diedukasi tentang bagaimana memahami penanggulangan bencana," tuturnya.