TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari kronologis Badan SAR Nasional (Basarnas), pesawat Airbus AirAsia QZ8501 meminta belok kiri dari rute penerbangan. Alasannya ingin menghindari awan Cumulunimbus.
"Meminta penyimpangan rute, diizinkan Air Traffic Control (ATC)," ujar Direktur Angkutan Udara Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Djoko Murjatmodjo, di kantor Otoritas Bandara Soekarno Hatta, Minggu (28/12/2014).
Usai menyimpang dari rute, pesawat juga meminta ingin naik ketinggian dari 32 ribu menjadi 38 ribu kaki. Alasan utamanya, pilot menilai cuaca memburuk pada saat itu. "Direspon permintaan minta menyimpang dari rute penerbanganan abs minta ketinggian 38 ribu feet," ungkap Djoko.
Djoko memaparkan pesawat AirAsia Q78501 menghilang pada saat ingin menaikkan ketinggian dari 32 ribu meter ke 38 ribu meter. Pihak Air Traffic Control (ATC) melarang pesawat AirAsia naik 6000 ribu kaki dengan alasan ada pesawat lain di ketinggian tersebut.
"Minta naik ketinggian belum disetujui, pesawat hilang dari pantauan radar," papar Djoko menjelaskan kronologis.
Pesawat AirAsia yang terbang ke perairan Belitung Timur, Bangka Belitung dikabarkan menghilang. Pesawat AirAsia tipe Airbus 320 dengan nomor penerbangan QZ 8501, membawa 138 penumpang.
"Komposisi penumpang 138 dewasa terdiri dari 16 anak-anak, dan satu bayi," ujar laporan dari Air Traffic Control kepada Tribunnews.com, Minggu (28/12/2014).
Pihak ATC sudah menegaksan pesawat AirAsia tersebut hilang pukul 07.55 WIB."ATC sudah declare lost pukul 07.55 WIB," tegas laporan dari ATC.