TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Sar Nasional (Basarnas) menyisir perairan yang diduga menjadi tempat jatuhnya pesawat AirAsia bernomor penerbangan QZ 8501. Penyisiran dilakukan di perairan yang memisahkan Pulau Kalimantan dan Belitung.
Pada hari pertama misi pencarian, Senin (29/12/2014), Basarnas belum memukan tanda-tanda jatuhnya pesawat. Alat direction finder yang ditembakan awak Basarnas belum menangkap sinyal dari pesawat jatuh.
"Kami telah memancarkan frekuensi di 121,5 Direction Finder, sejak dimulainya pencarian pada titik pertama hingga titik kedua di selat Karimata, jangkauan alat mencapai 3-5 mil Laut," ujar kepala ruang mesin KN 224 Basarnas, Made Oka.
Menurut Made alat yang ditembakan kapal Basarnas tersebut nantinya akan menangkap sinyal Emergency Locater Transmitter (ELT), yang berada di pesawat AirAsia yang hilang kontak tersebut.
ELT akan memantulkan data berupa titik koordinat pesawat, nama pesawat, hingga asal pesawat ke Satelit Cosmas dan Satelit Sarsat.
"Kedua satelit yang mengorbit bumi tersebut nanti yang memantulkan data pesawat ke Local User Terminal yang berada di setiap negara," katanya.
Berbagai kemungkinan muncul terkait belum ada sinyal ELT yang ditangkap. Salahsatunya ELT tersebut habis Baterai, dan berada di perairan yang dalam. "Hingga hari ini belum ada data yang dapat diambil oleh alat ini," katanya.
Sebelumnya sejak pagi-pagi buta, Tribunnews melihat awak Basarnas, Made Oka menembakkan sinyal direction finder dari berbagai sisi luar kapal.
Sinyal yang ditembakkan tersebut berfrekuensi 121,5 mhz. Setelah menembakan sinyal, sesekali Made Oka mendekatkan telinganya ke alat tersebut untuk mendengar keberadaan sinyal ELT.