Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri akan mengidentifikasi seluruh jenazah penumpang pesawat AirAsia QZ8501 di RS Bhayangkara Surabaya, Jawa Timur. Rencana itu akan dilaksanakan setelah temuan jasad di perairan sekitar Pangkalanbun.
"Mesti di Surabaya. Pangkalanbun ini Kalteng, kami akan lebih sulit kalau mengidentifikasi di Kalteng," kata Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri, Brigjen Polisi Arthur Tampi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (30/12/2014).
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri akan mengambil data antemortem keluarga korban berupa sidik jari maupun DNA dari rambut, kuku dan air liur keluarga. Data tersebut akan diidentifikasi atau dicocokkan dengan data postmortem jenazah korban.
Menurut Arthur, ada dua pertimbangan yang membuat proses identifikasi jenazah harus dilakukan di Surabaya.
Pertama, korban dan keluarga korban yang akan diambil data antimorthem lebih banyak berasal dari Jatim.
Kedua, peralatan pendukung dan kemampuan SDM Polri untuk melakukan proses identifikasi DVI lebih banyak ada di Surabaya. Peralatan itu di antaranya kontainer atau lemari pendingin tempat menyimpan jenazah.
"Identifikasi di sana. Di Surabaya kami pnya peralatan dan SDM yang cukup untuk identifikasi DVI. Banyak loh ini, 160 orang lebih," ujarnya.
Arthur mengakui pihaknya sudah membuka Posko Kesehatan di Bandara Juanda, Surabaya. Sejauh ini petugas di pos tersebut belum mengambil data antemortem keluarga korban sebelum ada pernyataan resmi pemerintah memang sudah ada korban.
Siang tadi, sejumlah tim pencari dari Basarnas dan TNI menemukan sejumlah serpihan pesawat dan jasad yang diduga kuat penumpang pesawat tersebut di perairan dekat Pangkalanbun, Kalteng.