Tribunnews.com, Jakarta - Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil Muktamar Surabaya Muhammad Romahurmuziy menyatakan, membuka peluang untuk islah dengan DPP PPP hasil Muktamar Jakarta yang dipimpin Djan Faridz.
"Saya menyatakan diri tetap terbuka peluang atas upaya islah yang digagas oleh siapa pun, sampai kapan pun," kata Romahurmuziy, pada acara Tasyakuran Hari Lahir (Harlah) ke-42 PPP dan Ta'aruf Pengurus DPP PPP hasil Muktamar Surabaya, di Jakarta, Senin (5/1/2015) malam.
Hadir pada kegiatan tersebut antara lain, Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristianto, Sekretaris Jenderal Partai Hanura Dossy Iskandar, Sekretaris Jenderal Partai Golkar hasil Munas Jakarta Zainuddin Amali, Ketua DPP PKB Jazilul Fawaid, dan Wakil Sekretaris Jenderal Partai NasDem Willy Aditia.
Pada kesempatan tersebut, Sekretaris Jenderal DPP PPP Aunur Rofiq juga memperkenalkan satu persatu pengurus DPP PPP hasil Muktamar Surabaya.
Romy, panggilan Romahurmuziy, mengatakan, DPP PPP hasil Muktamar Surabaya memberi penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang memberikan perhatian, pandangan, bahkan niatan, untuk mendorong dan berpartisipasi guna mewujudkan islah PPP.
Ia menegaskan, upaya islah tersebut tetap harus ada pedoman yakni sebagai partai politik tentunya tidak boleh menyimpang dari prinsip-prinsip demokrasi.
"Prinsip-prinsip demokrasi adalah, yang dukungannya sedikit bergabung kepada yang dukungannya banyak; yang tidak sah bergabung kepada yang sah; dan tidak boleh mengurangi, hanya boleh menambah," katanya.
Romy yakin bahwa apa yang terjadi di PPP hanya dinamika untuk memperkaya partainya di masa mendatang.
"Pasti akan ada suatu saat di mana dinamika ini menyatu dan membuat PPP semakin besar. Jangan pernah berpikir tentang ketidakmampuan kita, berpikir saja tentang ke-Mahakuasaan Tuhan," katanya.