News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tragedi di Charlie Hebdo

Kelompok Radikal di Indonesia Diawasi Ketat Pasca Tragedi Charlie Hebdo

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala BIN Marciano Norman

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Intelijen Negara (BIN) dan aparat keamanan terus meningkatkan pengawasan terhadap kelompok-kelompok radikal untuk  mengantisipasi serangan seperti di kantor majalah Charlie Hebdo di Perancis, terjadi di Indonesia.  

Seperti disampaikan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Marciono Norman, didaerah tertentu oleh aparat keamanan dan intelijen kelompok yang dicurigai sedang terus diikuti dari waktu ke waktu.

"Baik itu oleh jajaran BNPT maupun Densus, terus ikuti. Dan kelompok-kelompok itu, kita tidak memberikan kesempatan mereka leluasa bergerak," ungkap Kepala BIN di kompleks Istana negara, Jakarta, Jumat (9/1/2015).

Kalau kelompok-kelompok radikal tersebut diberikan ruang gerak yang terlalu luas, ia memastikan, akan memberikan ancaman-ancaman yang bisa berakibat fatal.

Karena, menurut Kepala BIN, kelompok-kelompok radikal, kelompok teroris selalu muncul pada saat melihat ada peluang. Karena menurut pengamatan mereka aparat keamanannya agak turun tensinya.

"Seperti ada serangan kelompok teroris disatu negara atau tempat lain biasanya mereka juga memanfaatkan kesempatan itu," jelasnya.

"Oleh karena itu aparat keamanan bekerja sama dengan intelijen, kita terus menutup ruang gerak itu sehinga dapat kita batasi. Dan kalau sudah jelas sasarannya diambilkan langkah seperlunya yaitu tergantung responnya," tambahnya.

Karena itu, lanjutnya, kalau baru saja ada aksi, aparat keamanan dan intelijen langsung menmpel lebih ketat. "Begitu mereka berbuat hal-hal mengancam keamanan umum langsung direspon secara cepat," tegasnya.

Marciano kemudian mengimbau kepada Warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Perancis, untuk engindari tempat keramaian. Peringatan tersebut, dikeluarkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Perancis menyusul aksi penembakan terhadap jurnalis yang memuat karikatur Nabi Muhammad dan dua polisi setempat.

"Dalam aksi itu, tidak ada WNI yang menjadi korban. Tapi, kami tetap meminta WNI yang sudah atau ingin ke Perancis untuk mengindari tempat keramaian. Ini untuk meminimalisasi imbas aksi itu," Minister Councellor-Pensosbud KBRI Perancis, Henry R W Kaitjily, kepada Tribunnews.com, Kamis (8/1/2015).

Terkait aksi penyerangan ke kantor majalah Chalrie Hebdo, Henry menuturkan 10 jurnalis dan 2 polisi tewas. Hingga kekinian, polisi masih memburu dua pelaku penembakan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini