TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim gabungan pencari pesawat AirAsia QZ8501 telah menyerahkan flight data recorder (FDR) atau rekaman data penerbangan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Investigator KNKT, Santoso Sayogo mengatakan, proses investigasi black box berlangsung cukup lama.
"Lama sekali (prosesnya), dimanapun kita bekerja proses analisa itu paling panjang karena harus kroscek lagi,"ujar Santoso di Kantor KNKT, Gambir, Jakarta, Selasa (13/1/2015).
Santoso menuturkan, data-data dari FDR akan disinkronkan dengan data-data pada cockpit voice recorder (CVR) atau perekam suara kokpit. Data-data dari dua perangkat black box ini akan didengar dan dicatat oleh tim.
"Apa yang kita dengar dan dicatat oleh alat itu harus tepat detik per detiknya, Adam Air (2007) itu nyarinya 8 bulan tapi analisis datanya hanya beberapa bulan saja,"kata Santoso.
Mantan pilot ini menilai terdapat kesamaan keberadaan FDR dan CVR antara AirAsia QZ 8501 dengan Adam Air DHI 574. Kedua perangkat blackbox tersebut ditemukan dalam posisi terlontar dari badan pesawat.
Santoso menambahkan, laporan awal akan disampaikan oleh KNKT selambat-lambatnya setelah satu bulan peristiwa. Laporan ini akan disampaikan tanpa analisis.