Menurut Nurhayati, rumor tersebut tersiar dengan cepat seiring sajian berita temuan jenazah korban AirAsia QZ8501 yang ditayangkan stasiun televisi dan media cetak. Warga pun semakin takut untuk membeli dan mengkonsumsi ikan laut.
Ia meyakinkan ikan-ikan yang dijualnya tak bersentuhan dengan jasad korban. Apalagi, ikan laut justru pemakan flankton.
Selain itu, kebanyakan ikan hasil tangkapan nelayan berasal dari Teluk dan jauh dari lokasi temuan jenazah.
Ikan-ikan yang dijualnya dibeli dari sebuah tempat pelelangan ikan (TPI) di Kumai atau tak jauh dari Pasar Saik.
Keluhan Nurhayati bertambah lantaran saat ini kebutuhan keluarganya tengah bertambah. "Belum tahu sampai kapan begini terus," ucapnya.
Kekhawatiran warga adanya ikan memakan jenazah korban AirAsia QZ8501 berdampak pada meningkatnya penjualan daging ayam di Pasar Saik.
Seorang ibu pedagang daging ayam mengaku penjualan barang dagangannya meningkat tak lama setelah kejadian kecelakaan AirAsia QZ8501. Peningkatan permintaan daging ayam membuat harganya mencapai Rp 45 ribu per kilogram. Bahkan, sempat menyentuh harga Rp 50 ribu per kilogram. "Nggak usah (wawancara), mas. Terima kasih," ujarnya.
Namun, ibu pedagang itu menolak berkomentar saat ditanya lebih lanjut tentang peningkatan penjulan dagangannya.
Hari sudah gelap pada Selasa (13/1/2015). Bupati Kotawaringin Barat Ujang Iskandar tengah duduk santai di sebuah restauran mengikuti acara pertemuan jamuan makan malam dengan sekitar 50 wartawan yang meliput kecelakaan AirAsia Q8501.
Namun, sebuah pesan singkat dari seorang warga yang ingin bertemu membuatnya harus meninggalkan acara.