News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat AirAsia Jatuh

Kabar Jenazah Korban AirAsia Dimakan Ikan, Omset Penjualan Ikan Laut Anjlok

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, PANGKALAN BUN - Sejumlah ibu hanya termenung menatapi ikan dagangan yang terhampar di lapaknya, Pasar Saik, Kumai, Kalimantan Tengah, Minggu (11/1/2014). Sesekali mereka saling berbincang.

Ada sekitar 20 lapak ikan di pasar seluas setengah lapangan sepakbola itu. Namun, hanya sepuluh pedagang yang membuka lapak dan menggelar ikan dagangannya.

"Orang semua 'bekekirik' makan ikan." Begitu kalimat yang diucapkan seorang ibu pedagang ikan, Dayati (45 th) saat ditanya alasan sepinya pembeli di pasar itu.

Yah, saat itu hari sudah siang, namun belum terlihat seorang pun pembeli yang merapat ke salah satu lapak pedagang. Padahal, Pasar Saik menjadi satu-satunya tempat warga Kumai untuk membeli ikan laut kendati ada penjual sayur-mayur dan daging di tempat itu.

Siang itu, Dayati hanya menghabiskan waktu dengan memotong ikan tengiri dagangannya menjadi beberapa potong. Selanjutnya, ia menjemur potongan-potongan kecil ikannya ke atas lantai kayu. Buih air laut terlihat dari sebuh celah di tempat menjemur ikan Dayati itu.

"Biar awet, mas. Daripada membusuk dan ikan nggak laku lagi, jadi kita jemur," imbuhnya.

Menurut Dayat, biasanya sudah banyak pembeli kala siang hari. Namun, hal itu tidak terjadi pada siang hari itu.

Ratusan ikan terhampar di lapak dagangan Dayati. Ada ikan tengiri, kakap, bawal, udang dan cumi. Dayat sesekali mengeluh sulitnya menjual ikan dagangannya.

"Dulu sehari bisa jual 50 kilo, keuntungannya bisa Rp 200 ribu. Tapi,  sekarang paling cuma laku dua ikan, sudah bersyukur. Daripada rugi," ujarnya.

"Kasih tahu orang AirAsia, suruh datang ke sini, kasih kami uang, nih kami rugi terus," timpalnya.

Seingat Dayati, anjloknya penjualan ikan ini sudah terjadi sejak 10 hari yang lalu atau ketika tim SAR menemukan satu demi satu jenazah korban AirAsia QZ8501 mengambang di perairan Selat Karimata. Lokasi temuan jenazah dan Pasar Saik berjarak 108 kilometer.

Menurut Dayati, anjloknya penjualan ikan tak terlepas adanya kabar ikan laut hasil tangkapan nelayan telah memakan jenazah korban AirAsia QZ8501 di perairan Selat Karimata.

"Mereka kira ikan-ikan ini makan daging korban. Semua orang 'bekekirik' makan ikan. Mereka jijik makan ikan ," ujar Hayati
lagi.

Terlebih beredarnya rumor adanya warga yang menemukan sebuah cincin
dari dalam perut ikan. "Itu cuma gosip," timpal Nurhayati, pedagang ikan yang berdiri di samping Dayati.

Menurut Nurhayati, rumor tersebut tersiar dengan cepat seiring sajian berita temuan jenazah korban AirAsia QZ8501 yang ditayangkan stasiun televisi dan media cetak. Warga pun semakin takut untuk membeli dan mengkonsumsi ikan laut.

Ia meyakinkan ikan-ikan yang dijualnya tak bersentuhan dengan jasad korban. Apalagi, ikan laut justru pemakan flankton.

Selain itu, kebanyakan ikan hasil tangkapan nelayan berasal dari Teluk dan jauh dari lokasi temuan jenazah.

Ikan-ikan yang dijualnya dibeli dari sebuah tempat pelelangan ikan (TPI) di Kumai atau tak jauh dari Pasar Saik.

Keluhan Nurhayati bertambah lantaran saat ini kebutuhan keluarganya tengah bertambah. "Belum tahu sampai kapan begini terus," ucapnya.

Kekhawatiran warga adanya ikan memakan jenazah korban AirAsia QZ8501 berdampak pada meningkatnya penjualan daging ayam di Pasar Saik.

Seorang ibu pedagang daging ayam mengaku penjualan barang dagangannya meningkat tak lama setelah kejadian kecelakaan AirAsia QZ8501. Peningkatan permintaan daging ayam membuat harganya mencapai Rp 45 ribu per kilogram. Bahkan, sempat menyentuh harga  Rp 50 ribu per kilogram. "Nggak usah (wawancara), mas. Terima kasih," ujarnya.

Namun, ibu pedagang itu menolak berkomentar saat ditanya lebih lanjut tentang peningkatan penjulan dagangannya.

Hari sudah gelap pada Selasa (13/1/2015). Bupati Kotawaringin Barat Ujang Iskandar tengah duduk santai di sebuah restauran mengikuti acara pertemuan jamuan makan malam dengan sekitar 50 wartawan yang meliput kecelakaan AirAsia Q8501.

Namun, sebuah pesan singkat dari seorang warga yang ingin bertemu membuatnya harus meninggalkan acara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini